ANAK yang pernah menjadi korban atau penyintas penculikan tak jarang mengalami gangguan psikologis karena pengalaman buruk yang ia alami. Tentunya hal ini butuh penanganan baik dari orang tua maupun psikolog anak.
Umumnya penyintas penculikan akan merasakan stres, kecemasan, trauma, depresi, kebingungan, mudah marah, menarik diri dari lingkungan, ketegangan kronis, insomnia dan mimpi buruk, maupun mudah terkejut.
Dampak psikologis tersebut muncul karena adanya penyesuaian diri dari kondisi terisolasi saat penculikan ke kondisi saat ia terbebas atau selama dari penculikan.
Baca Juga: Tips Mengajarkan Si Kecil Menghindari Penculikan Anak
Mengatasi Dampak Psikologis Anak yang Menjadi Korban Penculikan
Kondisi kejiwaannya setelah terbebas dari penculikan ini hampir sama dengan saat ia mengalami penculikan, demikian dilansir dari American Psychological Association.
Berikut ini beberapa hal untuk mengatasi trauma ataupun dampak psikologi yang membekas akibat penculikan pada anak:
1. Mendapat penanganan medis
2, Berada di lingkungan yang aman dan terjamin. Yakinkan anak bahwa keadaan akan baik-baik saja sehingga mereka merasa aman dan percaya akan hal tersebut.
3. Berada dekat dengan orang yang dicintainya untuk membangun rasa aman saat melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Memiliki kesempatan untuk berbicara atau mencatat pengalaman mereka saat ia menginginkannya.
Jangan memaksa atau menekan anak-anak untuk menceritakan secara rinci tentang kondisi yang terjadi selama penculikan.
Tapi biarkan informasi tersebut terungkap dengan sendirinya saat anak ingin bercerita.
5. Melindungi privasi mereka, misalnya menghindari media atau overexposure termasuk menonton, mendengarkan berita dan berpartisipasi dalam wawancara media.
6. Luangkan waktu untuk menyesuaikan diri kembali dengan keluarga dan lingkungannya.
Keluarga dan teman-teman dapat mendukung penyintas dengan mendengarkan, bersabar, dan berfokus pada pemulihan mereka alih-alih terlibat dalam pembicaraan negatif tentang para penculik.
Penting untuk disadari bahwa keluarga dan teman-teman penyintas dihadapkan pada banyak masalah dalam mengatasi ketakutan dan ketidakpastian dan mungkin juga membutuhkan dukungan dalam menghadapi reaksi emosional mereka sendiri.
Penyintas, khususnya anak-anak ini membutuhkan waktu untuk pulih dari kesulitan fisik, mental maupun emosionalnya. Oleh karena itu, orang-orang disekelilingnya harus memampu memahaminya. [Ln]
Sumber:
- American Psychological Association
- Good Doctor