WAHAI pasangan halal, tahukah kamu, penting bagi suami memastikan makanan halal untuk istri yang sedang hamil. Dalam sebuah ayat, Allah memerintahkan hamba-Nya agar menjaga makanan yang dimakan.
Pastikan makanan yang kita makan terbebas dari zat yang mengandung keharaman atau cara memperolehnya dengan cara yang haram.
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. (QS. Al Baqarah: 172).
Makanan yang halal dari jerih payah Ayahnya lalu dimakan ibunya dan mengalir melalui plasenta ke janin.
Jika seorang ibu makan makanan yang haram, lalu saripati makanannya juga dimakan oleh janin, kalau makanan tersebut menjadi daging, misalnya, menjadi telinga, kelak anak ini akan sulit mendengarkan nasihat.
Ia akan sulit mengikuti pengajian dan taujih dan abai saat mendengar azan. Kalau nanti makanan itu menjadi mata, ia akan sulit membaca Al Qur’an, bahkan lebih suka melihat gambar-gambar yang tidak baik.
Kalau nanti makanan itu menjadi akal, ia akan sulit menghafal. Kalau menjadi hati, ia akan sulit merasa ikhlas bahkan bisa sebaliknya, mudah merasa iri, dengki dan sulit memaafkan.
Jika membentuk lidah, lidah itu akan suka menyakiti orang lain, mudah mengumpat, menghina, membicarakan keburukan orang lain.
Jadi hati-hati dengan apa yang kita makan, pastikan wahai suami, yang kamu berikan kepada istri dan anak-anak adalah makanan yang halal, baik unsurnya halal, atau cara mendapatkannya juga halal.
Baca Juga: Sang Istri Hamil, Ustaz Syam Anjurkan Amalan Ini
Penting Bagi Suami Memastikan Makanan Halal untuk Istri yang sedang Hamil
Ayah Bunda, penting di saat kehamilan adalah fase pembentukan tulang, jaringan syaraf otak, daging, jantung, tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh.
Asupan gizi ibu sangat menentukan perkembangan janin. Pilihlah makanan yang thayyib (baik) dan juga halal.
Makanan yang haram akan dijadikan kendaraan setan untuk berbuat tidak baik. Setan dengan mudah menggoda melalui makanan yang dimakan oleh ibu.
Saat suami istri berhubungan dengan didahului membaca doa, saat itu, setan tidak bisa masuk.
Namun setan akan berupaya masuk salah satunya melalui makanan yang dimakan oleh sang ibu dari makanan yang haram.
Ulama-ulama hebat, selalu bercerita bahwa sejak kecil orang tuanya menjaganya dari makanan yang syubhat apalagi yang haram.
Jadi makanan itu sangat menentukan perkembangan anak di kemudian hari khususnya dalam hal aqidah, akhlak dan ibadah.
Jika memungkinkan memasaklah sendiri dan mengurangi membeli makanan di luar rumah.
Dengan memasak sendiri, kita jadi tahu apa saja yang kita masak sedangkan jika kita beli makanan di luar rumah, kita tidak tahu dari makanan itu sudah dicampur apa saja, apakah ada campuran yang haram.
Karena memasak sendiri itu jelas halalnya kalau membeli di luar tidak jelas zat-zat yang digunakan. Masalah makanan adalah masalah penting dalam tumbuh kembang anak.
Nabi Adam dulu tergelincir lewat makanan maka setan bersemangat menggelincirkan kita dari makanan. Jadi periksalah makanannya, baik zat makanan ataupun cara mendapatkannya.
Kalau makan yang haram, struktur daging dan tulang menjadi tempat tinggal setan. Setan akan menumpang dan merasa nyaman sebagai tempat bersembunyinya.
Daging yang terbentuk dari makanan haram juga menghambat terkabulnya doa. Padahal saat anak dalam kandungan dianjurkan untuk banyak didoakan.
Lalu, bagaimana doa kita bisa Allah kabulkan kalau kita masih makan makanan yang haram?
“Ya Rasulullah, doakanlah aku agar menjadi orang yang dikabulkan doa-doanya oleh Allah.”
Apa jawaban Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam?
“Wahai Sa’ad, perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya.
“Dan demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amalnya selama 40 hari
dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba, maka neraka lebih layak baginya” (HR. At-Thabrani).
Jika anak diberikan makanan yang haram, anak akan sulit diatur dan istri suka melawan. Ada erat hubungan antara apa yang kita makan dengan kondisi kita.
Jika kondisi kita tidak baik dalam hal ibadah, selalu bertengkar dengan istri, anak atau keluarga, selalu mendapat berbagai macam masalah pelik, periksa kembali makanannya.
Belajarlah dari Hajar Aswad. Dulu Hajar Aswad berwarna putih bersih karena dosa anak Adam warnanya menjadi hitam.
Jika saat hamil banyak makan makanan haram, itu sama juga mengotori raga (wadah) yang akan ditiupkan ruh yang suci.
Jika wadahnya kotor, ruh yang bersih dan sucipun juga akan ikut kotor.
Baca Juga: Bersyukur dan Berbahagia saat Hamil
Lalu, bagaimana jika sudah telanjur memberi anak makanan yang haram?
Jika sudah telanjur, mulai saat ini juga, beri anak dengan makanan yang halal.
Insha Allah daging yang tumbuh dari makanan haram itu lama-lama akan terkikis habis diganti dengan daging yang tumbuh dari makanan yang halal.
“Dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah). (QS. Hud: 114).
Allah sendiri telah menerangkan dalam surat Hud ayat 114 bahwa perbuatan yang baik itu akan menghapus perbuatan yang buruk.
Konsumsi makanan yang halal itu akan menghilangkan daging yang tumbuh karena makanan yang haram.[ind]