JARINGAN Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Wilayah Nusa Tenggara Timur menggelar Pelatihan Desain Alur Pembelajaran Berbasis Active Deep Learner Experience (ADLX) dengan Pendekatan Terpadu (Telaah, Eksplorasi, Rumuskan, Presentasikan, Aplikasikan, Duniawi dan Ukhrowi) bagi guru-guru Sekolah Islam Terpadu yang ada di bawah naungan JSIT NTT.
Kegiatan ini diadakan selama tiga hari (20-22 Oktober 2022), bertempat di Aula Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Muttaqin, Kupang.
Dalam sambutannya pada saat membuka kegiatan ini, Wirda H.Kasim, S.Pd., selaku Ketua JSIT NTT mengatakan bahwa konsep ADLX ini adalah sebuah proses pembelajaran, dimana tidak cukup hanya dengan mengaktifkan peserta didik dengan beragam aktifitas, tetapi juga harus mampu mengajak peserta didik berfikir secara mendalam.
Dengan demikian proses pembelajaran tersebut akan dapat memberi pengalaman sebagai pembelajar (Learner experience) yang terinternalisasi dalam diri setiap peserta didik.
Learner experience yang kuat inilah yang akan mampu membentuk sikap dan perilaku peserta didik, menjadikannya sebagai pembelajar sepanjang hayat, a life long learner.
“Pelatihan ini menginginkan munculnya kesadaran pada diri peserta untuk mengubah peran dari seorang guru (teacher) menjadi seorang pendidik (educator).
Seorang teacher menjadikan kegiatan transfer of knowledge sebagai fokus utamanya, sedangkan seorang educator lebih berfokus pada adanya perubahan perilaku pada peserta didiknya.
Seorang educator akan memperlakukan siswanya as a whole human dengan segenap pemikiran dan perasaannya,” papar Wirda.
Agar tercapai tujuan yang diinginkan dari pelatihan ini, JSIT NTT mendatangkan narasumber Yuli Sugiarto, A.Md., (Ketua Dewan Pembina JSIT Jawa Timur) dan Reva Abdul Aziz (Trainer Pusdiklat JSIT Indonesia).
Menurut Wirda, strategi untuk menghadirkan pembelajaran yang ADLX adalah dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran secara keseluruhan, baik secara fisik, mental dan juga emosional. Pelatihan ini ingin membangun kesadaran pada peserta bahwa sebuah proses pendidikan tidak hanya untuk mengejar angka yang disematkan dalam halaman rapor, sertifikat atau ijazah.
Pendidikan pada hakikatnya adalah untuk kehidupan. Dimana peserta didik mengalami sebuah proses metamorfosis yang dapat menghasilkan perubahan yang menetap dalam diri siswa. Perubahan yang tidak hanya bertahan sesaat, tetapi dapat terbawa dalam kehidupannya sehari- hari.
“Semoga pelatihan ini dapat terselenggara dengan optimal sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan,” harapnya.
Kegiatan ini diikuti 41 Guru SIT yang berada di kota Kupang, dan 4 orang Guru SIT dari Kabupaten Sumba Timur.
Erna Hatun, salah seorang peserta utusan dari TKIT Bintang Al Qur’an Kupang, yang sangat antusias mengikuti kegiatan ini, mengatakan pelatihan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kemampuannya selaku pendidik, apalagi dengan diperkenalkannya empat kunci ADLX yakni Introflex (Individualisasi, Interaksi, Observasi dan Refleksi).
“Manfaat yang dapat kami raih dari pelatihan ini yakni menyadarkan kami untuk mengubah peran dari seorang guru menjadi seorang pendidik dimana mampu memperlakukan siswa kami sebagai manusia seutuhnya dengan segenap pemikiran dan perasaannya, terima kasih JSIT NTT telah memfasilitasi kami ikut kegiatan ini,” pungkas Erna. [Mh/Gs]