Chanelmuslim – Dari Domba Jadi Sarjana itulah motto Laznas Al Azhar melalui program pemberdayaannya. Motto tersebut dijadikan juga sebagai motto di Pasar Qurban Mubarak Al Azhar. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Direktur Eksekutif Laznas Al Azhar Sigit Iko Sugondo mengatakan jika membeli hewan qurban di Pasar Qurban Mubarak berarti telah mendukung program pencetakan sarjana baru di desa dalam program Dari Domba Jadi Sarjana. “Hewan qurban yang disediakan disini berasal dari para peternak binaan dalam program pemberdayaan ekonomi keluarga non riba Sejuta Berdaya. Jika Anda berqurban disini, akan menjadi jalan emas untuk mereka dalam meningkatkan kesejahteraan secara berkelanjutan melalui beragam program pemberdayaan dan dampingan. Dengan meningkatnya penghasilan, mereka akan mampu menyediakan dana untuk pendidikan, hingga nantinya akan lebih banyak lagi muncul sarjana dari desa-desa di Indonesia”, jelas Sigit.
Seperti yang diutarakan oleh Direktur Laz Al Azhar, Deden Nurdin Salim Supervisor Program Pemberdayaan Ekonomi dan Konservasi Lingkungan menjelaskan mengenai program tersebut. Menurutnya salah satu program pemberdayaan ekonomi yaitu pemberdayaan petani dan peternak. Pemberdayan tersebut dengan memakai sistem kandang komunal.
“Ini salah satu pemberdayaan ekonomi sektor penternakan ataupun pemberdayaan domba komunal. Mengapa komunal? karena domba ini kita buat satu kandang dengan ukuran bisa sampai lima puluh hingga seratus ekor,” tutur Deden di Pasar Mubarak Al Azhar, Masjid Al Azhar Jakarta, Kamis (24/8/2017)
Manajemen Kandang Komunal Laznas Al Azhar
Dalam pemberdayaan domba komunal tersebut, kata Deden, mereka yang tergabung di kandang komunal cukup mencarikan rumput, memelihara, hingga merawat ternak yang ada di dalam satu kandang tersebut. Berbeda dengan sistem kandang personal.
“Kandangnya hanya satu. Jadi konsepnya seperti ini, ada saung ilmu, ada kandang komunal. Misalkan masyarakat merawat ada yang sepuluh ekor, mereka mencari rumput, mereka merawat dll. Dalam satu kandang, makanya disebut komunal. Kalo kandang di rumah masih itu kandang personal,” ujar Deden menjelaskan.
Salah satu kandang komunal yang mensuplai hewan qurban di Pasar Qurban Mubarak Al Azhar, kata Deden, adalah KSM Candali.
“Isi kandang Candali ada 53 ekor. Berisi sepuluh anggota. mereka memelihara, dari mulai memandikan, membersihkan, mencukur domba, dll,” ungkap sarjana manajemen dakwah ini.
Dalam pengelolaan domba agar siap dijual baik untuk qurban maupun aqiqah, Laznas Al Azhar menyiapkan standararisasi, yaitu minimal bobot kambing atau domba capai 30 kg.
“Kalau pemberdayaan di domba kita ada laporan. Laporan tersebut kita lakukan per empat bulan sekali. Jadi dalam setahun itu ada 3 kali laporan,” ungkap Deden.
Lanjut Deden, Jika saat timbangan tidak mencapai standar akan dievaluasi.
“Jika di bawah tiga puluh kilo tidak sampai standar Al Azhar maka kita evaluasi. Apakah peternaknya kurang bagus, atau pemberian pakan domba, atau bibitnya kurang bagus,” ungkapnya.
Selain membuat laporan, Laznas Al Azhar mengajarkan para petani dan peternak manajemen kandang di saung ilmu yang sudah dipersiapkan.
“Kumpul dua pekan sekali di saung ilmu. Salah satu materinya bagaimana pola ataupun manajemen kandang. Dibentuk suatu pengurusan, ada ketuanya, ada bendaharanya. ada sekretarisnya, ada pengelola pupuk ada kandang, ada bagian pertanian dan lain lain. itu masyarakat sendiri yang menjadi pengurus dan anggotanya,” tutur Deden.
Bukan itu saja dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, Laznas Al Azhar juga mengadakan pelatihan pemeliharaan, perawatan kesehatan hingga mendatangkan petugas dari dinas kesehatan untuk mengecek ternak masyarakat yang berada di kandang komunal
“Minimal empat bulan sekali kita datangkan dari dinas kesehatan. Supaya apa? agar terjaga kualitas ternak mereka,” tutur Deden.
Dari Domba Jadi Sarjana
Motto yang menarik dari Laznas Al Azhar adalah dari kurban jadi sarjana. Motto tersebut sebenarnya berasal dari program sejuta berdaya Al Azhar, yaitu dari “Domba Jadi Sarjana”.
Mengapa ada motto dari “Kurban Jadi Sarjana”, kata Deden itu ada hitungannya tersendiri. Dengan hitungan tersebut Laznas Al Azhar berharap masyarakat yang mereka berdayakan mampu menyekolahkan anaknya hingga sarjana.
Lanjut Deden, hitungan tersebut berasal dari keuntungan penjualan domba baik untuk kurban, ataupun aqiqah dengan pembagian, 70% untuk anggota yang merawat dan 30 persen untuk pengembangan kelompok, baik untuk perbaikan kandang, pembelian bibit dan obat obatan,hingga untuk studi banding.
Deden mencotohkan, jika saat awal modal awal pembelian domba adalah satu juta rupiah. Ketika Idul Adha atau ada pesanan aqiqah dijual dengan harga dua juta lima ratus ribu. Maka ada keuntungan satu juta lima ratus ribu.
“70 persennya dari keuntungan tersebut yaitu Rp. 1050.000,- untuk anggota sendiri. Sedangkan sisanya yang tiga puluh persen untuk kelompok,” hitung Deden.
Dari hasil tersebut, kata Deden, ada yang ditabung, ada juga yang diambil untuk biaya hidup.
“Ada yang mengambil ada yang menabung. Biasanya kami tawarkan apakah mau mengambil atau menabung untuk membeli domba lagi,” tutur Deden.
Deden berharap, dari hasil keuntungan tersebut mereka yang diberdayakan Al Azhar bisa menggunakan hasilnya untuk menyekolahkan anak anaknya. Bahkan membeli kambing atau domba lagi sebagai tambahan aset mereka.
“Ada yang dari modal satu ada yang punya lima ekor yang kita harapkan seperti itu. Dari hasil 70 persen itu ada yang digunakan untuk membayar spp anak anaknya. Seperti bujangan yang belum punya keluarga bisa membayar uang sekolah sendiri,” ujar Deden menjelaskan.
Deden mencotohkan ada anggota binaan Laznas Al Azhar yaitu di KSM Jaya Amanah. Anggota tersebut mulai bergabung sejak masuk SMA.
“Ia masuk sma kemudian orang tuanya tidak mampu membayar. di sela sela sekolah dia menyambi beternak. akhirnya bisa membayar hingga lulus sma. Lalu ia melanjutkan kuliah di Sekolah Agama Islam Baytul Arqam,” tutur Deden dengan penuh kebanggaan.
Deden merasa bangga sudah ada dari KSM tersebut tiga orang yang akan menjadi sarjana. Bukan hanya itu saja, di KSM Candali, Deden menceritakan mengenai Pak Masud Dompas yang bergabung sejak tahun 2015.
“Di Candali ada Pak masud dompas. Setelah bergabung ke kami, ia menjadi semangat memasukkan anak anaknya ke SMA. Sekarang anaknya yang paling tua sudah kelas tiga SMA, anak yang kedua baru masuk SMA, dan dua lagi masuk SMP dan SD,” ujar Deden menjelaskan.
Deden melanjutkan bercerita, bahwa Pak Masud Dompas awalnya mempunya lima ekor domba. Kini ia sudah mengambil lima ekor lagi sebagai modal.
Ternyata konsep pemberdayaan ternak di Laznas Al Azhar dari hulu ke hilir. Hal itu terlihat pemanfaatan pupuk kandang.
“Pupuknya organik mas. Jadi bukan hanya pemberdayaan kambing tetapi juga pemanfaatan kohe jadi pupuk yang nantinya hasilnya jadi tabungan masyarakat,” tutur Deden.
Dalam pemberdayaan tersebut ternyata juga ada kendalanya seperti, pengurusan domba oleh masyarakat yang masih tradisional seperti tidak dimandikan dan dicukur.
“Pengurusan domba yang masih tradisional itu menghalangi kita, karena kita ingin profesional Banyak masyarakat yang memelihara domba di daerah Candali mereka tidak pernah memandikan, dan mencukur domba. Padahal dalam konsep kesehatan harus dimandikan dan dicukur dombanya,” ungkap Deden.
"Mereka berdasarkan pengalaman bukan keilmuan. Nah itu yang menjadi tantangan dan halangan kita untuk mengubah menjadi kebiasaan. Kendala itu yang agak berat mengubah mindset mereka,” lanjut Deden.
Deden berharap dengan pemberdayaan oleh Laznas Al Azhar di desa desa, masyarakat dapat bertambah asetnya baik dalam bentuk hewan ternak ataupun uang.
“Peternakan petani bisa bertambah misal dari lima ekor bisa sepuluh ekor. Kedua, menjadi kehidupan mereka menjadi lebih baik kita punya prinsip mapan daya, setara, mandiri pangan, berdaya, sehat dan sejahtera,” tutur Deden
“Dengan apa mandiri pangan dari hasil pupuk bisa ditanam holtikultura, kemudian berdaya dari hasil penjualan kita bisa menyisihkan untuk tabungan yang akan datang, kemudian sehat ya betul dari kelompok ini ada dana untuk kesehatan. kemudian sejahtera bagaimana mereka bisa merasakan pendidikan anak anaknya, akses kesehatan. nah itu harapan dari kita,” tutup Deden.
Mengenai Pasar Qurban Mubarak, Laznas Al Azhar masih menyelenggarakan di Mesjid al Azhar sampai tanggal 4 Septembet 2017. Masyarkat bisa membeli hewan qurban dan berqurban di Laznas Al Azhar. (Ilham)