DUNIA diciptakan ibarat tempat menanam untuk kita dapatkan hasilnya di akhirat. Menanam butuh kesabaran dan keuletan. Demikian pula dalam menjalani kehidupan di dunia tanpa kesabaran kita akan terjerembab pada lumpur dosa.
Berbuat kebaikan adalah cara kita menanam di dunia tentunya diiringi ridho Allah yang telah memberikan kita panduan untuk menjalani kehidupan.
Sebuah pepatah mengatakan:
مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ
“Barang siapa menanam, pasti akan memetik.”
Ustaz Faisal Kunhi M.A memberikan beberapa penjelasan terkait hal ini:
1. Dunia adalah tempat menanam kebaikan agar kita bisa memetik hasilnya di akhirat kelak, karenanya mari gunakan kesempatan sebaik-baiknya, sebab hidup hanya sekali maka hiduplah penuh arti.
2. Siapa yang tidak menanam di dunia ini, ia akan menyesal ketika datang waktu panen di akhirat kelak, maka bersegeralah!!
3.
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ ۖ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS. Asy Syura: 20)
Baca Juga: Menanamkan Sikap Jujur dan Amanah di Dalam Keluarga
Dunia Ibarat Tempat Menanam
4. Maksudnya, barang siapa yang usahanya itu bertujuan untuk mencapai sesuatu di kehidupan dunia saja dan tidak ada tujuan akhirat sama sekali, maka Allah akan mengharamkan akhirat baginya.
Adapun dunia, insya Allah akan diberikan kepadanya sebagiannya. Namun jika Allah tidak berkehendak maka dia tidak akan mencapai harta dunia dan juga tidak mencapai kebaikan di akhirat, orang yang berusaha dengan niat seperti ini akan mendapatkan transaksi yang merugikan di dunia dan akhirat (Tafsir Ibnu Katsir).
5. Ada tujuh amalan yang akan mengalir terus mengalir di alam kubur sesudah wafat, maka berusahalah untuk mengamalkan salah satunya jika tidak bisa semuanya.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
سبعٌ يجري للعبد أجرهن وهو في قبره بعد موته : من علَّم عِلْماً ، أو أجرى نهراً ، أو حَفَر بئراً ، أو غرس نخلاً أو بنى مسجداً ، أو ورَّث مصحفاً ، أو ترك ولداً يستغفر له بعد موته
“Ada tujuh amalan yang akan mengalir pahalanya bagi seorang hamba, meskipun ia berbaring di lubang kuburan setelah meninggal:
(1) mengajarkan ilmu,
(2) mengalirkan air sungai,
(3) membuat sumur,
(4) menanam kurma,
(5) membangun masjid,
(6) membagikan mushaf Al-Qur’an, atau
(7) meninggalkan anak yang akan memintakan ampun baginya setelah ia meninggal.”
(HR. Al-Bazzar. Dinilai hasan oleh Al-Albani)
Sahabat Muslim, mari kita merawat tanaman kebaikan kita di dunia ini agar ia dapat tumbuh subur dan lebat hingga dapat menjadi naungan kita di akhirat kelak. [Ln]