Bangsa Indonesia itu bangsa yang ramah, nrimo, dan pemaaf. Tapi jika ksisis yang mengusik kepercayaan itu berulang dan terus berulang, maka rakyat akan sulit dibuat percaya.
Bisa dibilang, beberapa bulan terakhir ini merupakan ujian berat keharmonisan rakyat dengan para pemimpin. Terutama dalam hal tingkat kepercayaannya.
Kasus yang mencolok adalah apa yang terjadi di lembaga kepolisian. Secara berturut-turut, kasus Sambo, Kanjuruhan, dan jendral ditangkap terkait narkoba, menjadikan rakyat mengalami krisis kepercayaan. Terhadap Polri khususnya, dan pemerintah pada umumnya.
Sebelumnya, hal yang sama juga terjadi terhadap lembaga KPK atau komisi pemberantasan korupsi. Bahkan konflik antara rakyat dengan pemerintah begitu terbuka dan terjadi di jalan-jalan melalui aksi massa.
Yang juga tak kalah mencolok adalah apa yang terjadi dengan gugatan dugaan ijazah palsu. Karena hal itu terkait dengan orang nomor satu di republik ini, maka sorotannya menjadi sangat luas.
Sebenarnya kasus ini hanya pengulangan dari apa yang pernah terjadi di tahun 2018. Tapi, proses penyelesaiannya yang dirasa kurang memuaskan publik.
Sebetulnya peristiwa ini sangat sepele. Yaitu sebuah gugatan tentang data pribadi seorang pejabat publik. Dan penyelesaiannya rasanya sangat mudah. Yaitu, dengan menunjukkan data.
Jadi, jika yang digugat atau dipersoalkan data, maka jawabannya juga dengan data. Dan ketika pengadilan memutuskan tidak masalah, maka selesailah urusannya.
Bayangkan jika kasus ini terus meluas ke seluruh pelosok negeri, maka kebijakan pemerintah akan mengalami hambatan. Hal ini karena adanya krisis kepercayaan.
Padahal, kebijakan apa pun dari pemerintah tidak akan berjalan sukses tanpa adanya dukungan dari rakyat. Dan kepercayaan merupakan modal dasar dari tumbuhnya dukungan.
Semoga Indonesia tidak lagi disibukkan dengan krisis kepercayaan terhadap pengelola pemerintahan. Karena tahun depan, dunia sudah memprediksi bahwa tantangan negara-negara begitu berat. Dan hal ini membutuhkan soliditas bangsa dan negara. [Mh]