UJIAN waktu dalam kehidupan pernikahan kita ditulis oleh Cahyadi Takariawan. Sesungguhnya hitungan waktu sangatlah relatif.
Kita merasa waktu berjalan sangat lambat saat mengalami kebosanan dan ketidaksukaan. Misalnya menunggu lampu merah di traffict light, waktu terasa berjalan sangat lambat.
Kita ingin segera berjalan, dan tak ingin berlama-lama di perempatan jalan.
Namun, waktu terasa berlalu sangat cepat saat kita merasakan keasyikan dan kebahagiaan. Seperti menunggu lampu merah di traffict light sambil membuka pesan chat di HP.
Rasanya baru saja masuk grup chat, ternyata lampu sudah hijau.
Maka jika ditanyakan, “Apakah selamanya itu waktu yang lama?” Jawabannya sangatlah beragam. Tergantung bagaimana kita melewatinya bersama pasangan.
Hidup bersama dalam ikatan pernikahan dengan seseorang yang dicintai, waktu tidaklah terasa. Tahu-tahu sudah sama-sama tua. Melewati hari dengan asyik saja.
Namun, jika hidup bersama dalam ikatan pernikahan dengan seseorang yang tidak dicintai, waktu terasa berhenti.
Baca Juga: Separuh Agamaku Bersamamu
Ujian Waktu dalam Kehidupan Pernikahan
Setiap hari terasa menyiksa, seakan menjalani hukuman yang tiada akhirnya.
Oleh karena itu, bersiap menikah artinya kamu bersedia untuk terikat dengan si dia dalam ikatan pernikahan, sampai akhir usia. Terikat selamanya, karena tak boleh diniatkan untuk terikat sementara.
Harus ada persiapan yang matang. Harus ada perencanaan yang detail. Harus ada desain kehidupan yang rasional.
Kamu akan menjalani kehidupan dalam ikatan pernikahan, selamanya. Bukan sementara. Siapkah kamu saling terikat selamanya? Tidak bosankah kamu menjalaninya?
Kisah Tristan dan Susannah dalam Legend of The Fall bisa menjadi pelajaran bagi kita bahwa “selamanya” itu bisa menjadi waktu yang sangat lama.
Maka ketika mengambil keputusan yang berdampak “selama-lamanya” harus dalam kondisi akal sehat dan hati bersih.
Jangan memutuskan pada kondisi emosi dan tergesa-gesa, kurang persiapan, serta kurang pertimbangan.
Kesalahan dalam mengambil keputusan, akan membuat kehidupan pernikahan menjadi hukuman yang menyakitkan di sepanjang kehidupan.[ind]