SESEORANG dinilai dengan kebenaran, bukan sebaliknya. Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah menuliskan bahwa ada perkataan yang diucapkan oleh para ulama, mungkin bisa kita namakan sebagai sebuah kaidah, yaitu,
الرجال يعرفون بالحق ولا يعرف الحق بالرجال
“Orang-orang dinilai dengan kebenaran, bukan kebenaran dinilai dengan orang-orang.”
Baca Juga: Hukum Shalat Fardhu di Kendaraan
Seseorang Dinilai dengan Kebenaran, bukan Sebaliknya
الرجال لا يعرفون بالحق يعني: ما نقول أنهم على حق إلا إذا وجدنا الحق يُؤَيِّدهم, ونصوص القرآن والسنة تُؤَيِّدهم.
“Orang-orang dinilai dengan kebenaran.”
Maksudnya, kita tidak mengatakan bahwa mereka di atas kebenaran kecuali jika kita mendapati kebenaran mendukung mereka, demikian juga nash-nash al-Qur’an dan as-Sunnah membela mereka.
ولا يعرف الحق بالرجال يعني: تجعل من الرجل هو قناتك الوحيدة, وتجعله ميزاناً ومقياساً للحق, فما يقوله هو الحق, وما لا يقوله هو باطل, وما يرفضه هو الباطل وقد يكون حقاً,وما يقبله هو الحق وقد يكون على خلاف الأمر باطلاً
“Kebenaran tidak dinilai dengan orang-orang tertentu.”
Maksudnya, salah jika engkau menjadikan seseorang sebagai satu-satunya saluranmu.
Engkau menjadikannya sebagai timbangan dan parameter bagi kebenaran. Menurutmu, apa saja yang dia ucapkan, itulah kebenaran. Apa yang tidak dia ucapkan, engkau anggap sebagai kebatilan.
Apa saja yang dia tolak, engkau anggap sebagai kebatilan padahal bisa jadi hal itu adalah kebenaran.
Sementara itu, apa saja yang dia terima, menurutmu itu adalah kebenaran padahal bisa saja hal itu merupakan kebatilan.
إذاً نحن لا نعرف الحق بالرجال, وإنما نعرف الرجال بالحق.”
Jadi, kita tidak menilai kebenaran dengan orang-orang tertentu. Justru kita menilai orang-orang tertentu dengan kebenaran.
Ushul wa Mumayyizat Ahlis Sunnah wal Jama’ah hlm. 96
[Cms]
http://telegram.me/forumsalafy