JANGAN suka mencampuri urusan orang lain apabila tidak memiliki kepentingan di dalamnya. Hal tersebut merupakan kegiatan yang tidak bermanfaat. Tinggalkanlah sesuatu yang tidak bermanfaat.
Baca Juga: Repotnya Menakar Urusan Orang Lain
Jangan Suka Mencampuri Urusan Orang Lain
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,
لا تتدخل في أمور الناس إذا كان هذا لا يهمك وهذا خلاف ما يفعله بعض الناس اليوم من حرصه على اطلاعه على أعراض الناس وأحوالهم ويجد اثنين يتكلمان فيحاول أن يتقرب منهما حتى يسمع ما يقولان ويجد شخصا جاء من جهة من الجهات فتراه يبعث وربما يبادر الشخص نفسه ويقول له:من أين جئت؟ وماذا قال لك فلان؟ وماذا قلت له؟ وما أشبهه في أمور لا تعنيه ولا تهمه فالأمور التي لا تعنيك اتركها فإن هذا من حسن إسلامك وهو أيضا فيه راحة للإنسان.
“Jangan turut campur dalam urusan manusia jika hal ini bukan perkara penting bagimu! Jangan seperti yang dilakukan oleh sebagian manusia sekarang, yaitu antusias dalam mengorek harga diri dan keadaan manusia!
Contohnya seseorang yang mendapati dua orang sedang berbincang-bincang, dia berupaya untuk mendekat agar mendengar ucapannya juga seperti seseorang yang melihat ada orang yang datang dari suatu arah dan engkau menyaksikan dia mengutus orang lain dan terkadang dia sendiri yang mendatangi orang tersebut seraya mengatakan, ‘Dari mana kamu? Apa yang dikatakan si polan kepadamu? Apa yang engkau katakan kepadanya?’
Dan yang semisal ini dari urusan-urusan yang tidak penting lagi bermanfaat untuknya. Tinggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagimu karena hal ini termasuk tanda baiknya keislamanmu! Hal ini juga membuat hati seseorang tenteram.”
[Cms]
Sumber:
Syarh Riyadh al-Shalihin, Jilid 1, hlm. 233.
Alih Bahasa:
Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu Umar غفر الرحمن له.
https://t.me/alfudhail