BAGAIMANA hukum shalat fardhu di kendaraan? Ada sebuah pertanyaan yang bertanya tentang kebeneran bahwa shalat di atas kendaraan hanya untuk shalat sunnah saja.
Lalu, apakah itu berarti shalat fardhu di kendaraan tidak diperbolehkan? Ustaz Farid Nu`man menjelaskan hal ini.
Baca Juga:ย Pentingnya Shalat Dhuha
Hukum Shalat Fardhu di Kendaraan
Shalat fardhu (wajib) di kendaraan tanpa alasan, tanpa ‘udzur, memang tidak boleh, tapi jika ada alasan yang syar’iy tentu boleh, baik bagi shalat wajib dan sunnah.
Hal ini jika memang tidak mungkin untuk turun atau singgah.
‘Amr bin Rabi’ah Radhiallahu Anhu berkata:
ุฑูุฃูููุชู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ูููููู ุนูููู ุงูุฑููุงุญูููุฉู ููุณูุจููุญู ูููู ูุฆู ุจูุฑูุฃูุณููู ููุจููู ุฃูููู ููุฌููู ุชูููุฌูููู ููููู ู ูููููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููุตูููุนู ุฐููููู ููู ุงูุตููููุงุฉู ุงููู ูููุชููุจูุฉู
“Aku melihat Rasulullah di atas hewan tunggangannya bertasbih dengan memberi isyarat dengan kepala beliau ke arah mana saja hewan tunggangannya menghadap. Rasulullah tidak pernah melakukan seperti ini untuk shalat-shalat wajib”. (HR. Bukhari no. 1097)
Imam An Nawawi Rahimahullah menerangkan:
ููููููู ุฏููููููย ุนููููย ุฃูููู ุงููู ูููุชููุจูุฉู ููุง ุชูุฌููุฒู ุฅูููู ุบูููุฑู ุงููููุจูููุฉู ููููุงย ุนููููย ุงูุฏููุงุจููุฉู ููููุฐูุง ู ูุฌูู ูุนู ุนููููููู ุฅููููุง ููู ุดูุฏููุฉู ุงููุฎููููู
Di dalamnya terdapat dalil, tidak bolehnya shalat wajib tanpa menghadap kiblat dan tidak boleh pula shalat wajib di atas kendaraan, dan ini perkara yang telah disepakati, kecuali keadaan yang begitu mengkhawatirkan.
(Syarh Shahih Muslim, 5/211)
Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:
ูุงู ุฃูุตูุญูุงุจูููุง ูููููู ุญูุถูุฑูุชู ุงูุตููููุงุฉู ุงููู ูููุชููุจูุฉู ููููู ู ุณูุงุฆูุฑูููู ููุฎูุงูู ูููู ููุฒููู ููููุตููููููููุง ุนูููู ุงููุฃูุฑูุถู ุฅููู ุงููููุจูููุฉู ุงููููุทูุงุนูุง ุนููู ุฑูููููุชููู ุฃููู ุฎูุงูู ุนูููู ููููุณููู ุฃููู ู ูุงูููู ููู ู ููุฌูุฒู ุชูุฑููู ุงูุตููููุงุฉู ููุฅูุฎูุฑูุงุฌูููุง ุนููู ููููุชูููุง ุจููู ููุตูููููููุง ุนูููู ุงูุฏููุงุจููุฉู ููุญูุฑูู ูุฉู ุงููููููุชู ููุชูุฌูุจู ุงููุฅูุนูุงุฏูุฉู ููุฃูููููู ุนูุฐูุฑู ููุงุฏูุฑู ููููุฐูุง ุฐูููุฑ ุงููู ูุณูุฃูููุฉู ุฌูู ูุงุนูุฉู ู ูููููู ู ุตูุงุญูุจู ุงูุชููููุฐููุจู ููุงูุฑููุงููุนูููู ููููุงูู ุงููููุงุถูู ุญูุณููููู ููุตููููู ุนูููู ุงูุฏููุงุจููุฉู ููู ูุง ุฐูููุฑูููุง ููุงูู ููููุฌููุจู ุงููุฅูุนูุงุฏูุฉู ููุญูุชูู ููู ููุฌููููููู ุฃูุญูุฏูููู ูุง ููุง ุชูุฌูุจู ููุดูุฏููุฉู ุงููุฎููููู ููุงูุซููุงููู ุชูุฌูุจู ููุฃูููู ููุฐูุง ููุงุฏูุฑู
Para sahabat kami (Syafi’iyah) mengatakan: Jika masuk waktu shalat WAJIB, dan mereka dalam posisi perjalanan, dan khawatir jika shalatnya mereka menghadap kiblat membuat mereka terputus dari rombongan, atau khawatir atas keselamatan diri sendiri, atau hartanya, di sisi lain shalat tidak boleh ditinggalkan atau keluar dari waktunya, maka hendaknya dia shalat di atas kendaraannya untuk menghormati waktunya, dan wajib baginya nanti untuk mengulanginya karena itu adalah ‘udzur yang langka.
Demikianlah bahasan masalah ini, seperti yang dikatakan segolongan ulama di antara mereka pengarang At Tahdzib dan Ar Rafi’iy.
Al Qadhi Husein mengatakan tentang shalat di atas kendaraan seperti yang kami sebutkan, menurutnya kewajiban mengulangi itu ada dua makna:
Pertama. TIDAK WAJIB mengulangi karena sama dengan shalat dalam keadaan sangat khawatir/khauf.
Kedua. WAJIB ulangi, sebab ini udzur yang langka.
(Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 3/242)
Syaikh Abdullah Al Faqih Hafizhahullah mengatakan:
ูููู ุนู ุจุนุถูู ุฃูู ูุง ุชุฌุจ ุงูุฅุนุงุฏุฉุ ูุฃู ูุนู ุงููุฑุถ ูุทูุจ ู ุฑุฉ ูุงุญุฏุฉุ ููู ุงูุฑุงุฌุญุ ูุฅู ูุงูุช ุงูุฅุนุงุฏุฉ ุฃุญูุท.
Dinukil dari sebagian ulama TIDAK WAJIB-nya mengulangi shalatnya, karena melakukan shalat wajib itu hanya sekali di waktu yang sama, inilah pendapat yang lebih kuat, walau mengulangi itu adalah lebih hati-hati.
(Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 14833)
Berkata Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah:
ุชุตุญ ุงูุตูุงุฉ ูู ุงูุณูููุฉ ูุงููุงุทุฑุฉ ูุงูุทุงุฆุฑุฉ ุจุฏูู ูุฑุงููุฉ ุญุณุจู ุง ุชูุณุฑ ููู ุตูู. ูุนู ุงุจู ุนู ุฑ ูุงู: ุณุฆู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ุนู ุงูุตูุงุฉ ูู ุงูุณูููุฉุ ูุงู: (ุตู ูููุง ูุงุฆู ุง ุฅูุง ุฃู ุชุฎุงู ุงูุบุฑู) ุฑูุงู ุงูุฏุงุฑ ูุทูู ูุงูุญุงูู ุนูู ุดุฑุท ุงูุดูุฎููุ ูุนู ุนุจุฏ ุงููู ุจู ุฃุจู ุนุชุจุฉ ูุงู: ุตุญุจุช ุฌุงุจุฑ ุจู ุนุจุฏ ุงููู ูุฃุจุง ุณุนูุฏ ุงูุฎุฏุฑู ูุฃุจุง ูุฑูุฑุฉ ูู ุณูููุฉ ูุตููุง ููุงู ุง ูู ุฌู ุงุนุฉุ ุฃู ูู ุจุนุถูู ููู ููุฏุฑูู ุนูู ุงูุฌุฏุ ุฑูุงู ุณุนูุฏ ุจู ู ูุตูุฑ.
โShalat di kapal laut, kereta, dan pesawat, adalah sah tanpa dimakruhkan sama sekali, jika memang itu yang mungkin dilakukan. Diriwayatkan dari Ibnu Umar, dia berkata: Nabi Shallallahu โAlaihi wa Sallam ditanya tentang shalat di kapal laut.
Dia menjawab: โShalatlah di dalamnya dengan berdiri, kecuali jika engkau takut tenggelam.โ Diriwayatkan oleh Ad Daruquthni dan Al Hakim sesuai syarat Bukhari-Muslim.
Dan dari Abdullah bin Abi Utbah, dia berkata: โAku pernah menemani Jabir bin Abdullah, Abu Said al Khudri, dan Abu Hurairah di dalam kapal laut. Mereka shalat sambil berdiri secara berjamaah dengan diimami salah seorang dari mereka, padahal mereka masih ada peluang shalat di pantai.โ (HR. Said bin Manshur).โ (Fiqhus Sunnah, 1/292)
Kebolehan shalat di kendaraan ini dipertegas lagi oleh perbuatan para salaf, baik kalangan sahabat dan murid-murid mereka, baik duduk atau berdiri, seperti yang dibuktikan dalam berbagai riwayatnya Imam Ibnu Abi Syaibah sebagai berikut:
ุนู ู ุฌุงูุฏ ูุงู ููุง ูุบุฒู ู ุน ุฌูุงุฏุฉ ุจู ุฃุจู ุฃู ูู ุงูุจุญุฑ ูููุง ูุตูู ูู ุงูุณูููุฉ ูุนูุฏุง.
Dari Mujahid, dia berkata: โKami perang bersama Junadah bin Abu Umayyah di lautan, maka kami shalat di kapal laut sambil duduk.โ
ุฃู ุงุจู ุณูุฑูู ูุงู ุฎุฑุฌุช ู ุน ุฃูุณ ุฅูู ุจูู ุณูุฑูู ูู ุณูููุฉ ุนุธูู ุฉ ูุงู ูุฃู ูุง ูุตูู ุจูุง ูููุง ุฌููุณุง ุฑูุนุชูู ุซู ุตูู ุจูุง ุฑูุนุชูู ุฃุฎุฑุงููู.
Bahwa Ibnu Sirin berkata: โAku keluar bersama Anas menuju Bani Sirin dengan kapal besar, dia mengimami kami dan shalat dengan kami di dalamnya dengan cara duduk dua rakaat, kemudian shalat lagi dua rakaโat lainnya.โ
ุนู ุฃุจู ููุงุจุฉ ุฃูู ูุงู ูุง ูุฑู ุจุฃุณุง ุจุงูุตูุงุฉ ูู ุงุณูููุฉ ุฌุงุจุณุง. ุญุฏุซูุง ูููุน ุนู ุฃุจู ุฎุฒูู ุฉ ูุทุงูุณ ูุงู ุตู ูุงุนุฏุง.
Dari Abu Qilabah bahwa dia memandang tidak masalah shalat di kapal sambil duduk. Telah bercerita kepada kami Wakiโ, dari Abu Khuzaimah dan Thawus, dia berkata: Shalatlah dengan cara duduk!
ุนู ุงุจู ุณูุฑูู ุฃูู ูุงู ูู ุงูุตูุงุฉ ูู ุงูุณูููุฉ ุฅู ุดุฆุช ูุงุฆู ุง ูุฃู ุดุฆุช ูุงุนุฏุง ูุงูููุงู ุฃูุถู.
Dari Ibnu Sirin, bahwa dia berkata tentang shalat di kapal laut: โJika kau mau duduklah, namun berdiri lebih utama.โ (Lihat semua dalam Al Mushannaf Ibni Abi Syaibah, 2/266-267)
Shalatnya para sahabat dan tabi’in secara berjamaah di kendaraan, dan berulang-ulang, menunjukkan mereka shalat wajib.
Demikian. Wallahu a’lam
[ind/alfahmu/Cms]