SURGA dikelilingi dengan yang tidak disukai. Neraka dikelilingi dengan yang disukai. (HR. Muslim)
Keadaan dunia dan akhirat kadang bertolak belakang. Apa yang disukai di dunia ini akan menjadi yang dibenci di akhirat. Dan yang dibenci di dunia ini akan menjadi yang disukai di akhirat.
Hal itulah yang pernah disampaikan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahwa, surga itu dikelilingi dengan hal yang dibenci. Dan neraka dikelilingi dengan hal yang disukai.
Ketaatan adalah hal yang tidak disukai umumnya orang. Ketika sedang asyik tidur di saat fajar, menyambut panggilan azan merupakan hal yang paling tidak mengenakkan. Berat.
Bayangkan, di pagi yang masih dingin itu, di saat kantuk masih butuh pelampiasan, ketaatan memaksa diri untuk bangun, mandi, dan bersiap untuk ke masjid.
Begitu pun di puasa Ramadan. Di saat siang yang terik, ketaatan memaksa diri untuk tidak makan minum dan lainnya. Padahal, tak seorang pun yang tahu kalau kita makan atau minum.
Dalam membayar zakat juga tak jauh beda. Siapa yang mau ‘membuang’ uangnya untuk hal yang cuma-cuma. Uang yang susah dicari, tapi harus dikeluarkan begitu saja. Berat sekali.
Begitu pun dalam hal menutup aurat untuk wanita. Ketaatan memaksa wanita untuk menyembunyikan sebagian ‘keunggulan’nya di rambut, dan bagian tubuh-tubuh lain.
Padahal, di situlah wanita akan mendapatkan pujian, daya tarik, dan keistimewaan dari yang lain.
Sebaliknya, dosa adalah hal yang disukai nafsu. Nafsu tidak suka dengan kendali atau pembatasan. Ia ingin bebas sebebas-bebasnya.
Seperti, dosa mata yang ingin memandang sepuas-puasnya, dosa lisan yang ingin bicara apa saja tanpa aturan, dosa syahwat yang ingin melampiaskan apa yang diinginkan.
Kalau seorang manusia tak memiliki visi akhirat, ia akan menjauhkan diri dari jalan menuju surga. Mumpung masih hidup, mumpung masih muda, lampiaskan apa saja selagi bisa.
Itulah kenapa Allah subhanahu wata’ala mengajarkan Nabi untuk menyanding kalimat beriman kepada Allah dan hari akhir. Karena ketaatan kepada Allah jangan dilihat untuk saat ini. Tapi untuk hari akhir nanti.
Dunia saat ini mungkin saja seperti siksaan untuk orang mukmin. Tapi akhirat akan menjadi tempat paling bahagia untuk mereka.
Begitu pun sebaliknya, dunia menjadi surga untuk orang yang ingkar. Dan akhirat akan menjadi neraka untuk mereka.
Bersabarlah selagi masih di dunia. Nikmati segala ‘kesengsaraan’ yang harus diperjuangkan. Dan hal itu hanya untuk dunia yang sejenak saja [Mh]