PERNAH melihat orang yang mematung saat melihat situasi darurat? atau melihat orang yang justru merekam situasi tersebut dengan smart phone bukan malah membantu? Itulah yang disebut dengan Bystander Effect.
Bystander Effect merupakan seseorang yang ada pada suatu peristiwa (sebut saja, kekerasan, kecelakaan, atau pelecehan seksual), namun ia tidak terlibat dalam peristiwa tersebut, demikian menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Mereka cenderung tidak membantu korban atau orang yang kesulitan, ketika banyak orang yang hadir di tempat kejadian.
Baca Juga: Tidak Berani Mengatakan Anakku Hebat
Bystander Effect: Sikap Tidak Peka dengan Situasi Darurat
Dilansir dari Psychology Today, kehadiran orang lain membuat bystander enggan melakukan intervensi dalam situasi darurat, atau melawan pelaku intimidasi selama penyerangan atau kejahatan lainnya.
Semakin besar jumlah bystander, semakin kecil kemungkinan salah satu dari mereka untuk memberikan bantuan kepada orang yang dalam kesulitan.
Orang-orang lebih mungkin untuk mengambil tindakan dalam suatu krisis ketika hanya ada sedikit atau tidak ada saksi lain yang hadir.
Psikolog sosial, Bibb Latané dan John Darley, mempopulerkan konsep Bystander Effect ini setelah terjadi pembunuhan terkenal Kitty Genovese di New York City pada tahun 1964.
Wanita berusia 28 tahun itu ditikam sampai mati di luar apartemennya. Pada saat itu, dilaporkan bahwa puluhan tetangga gagal turun tangan untuk membantu atau memanggil polisi.
Latané dan Darley mengaitkan Bystander Effect dengan dua faktor: difusi (penyebaran) tanggung jawab dan pengaruh sosial.
Difusi tanggung jawab yang dirasakan berarti bahwa semakin banyak penonton, semakin sedikit tanggung jawab pribadi yang dirasakan individu untuk mengambil tindakan.
Pengaruh sosial berarti bahwa individu memantau perilaku orang-orang di sekitar mereka untuk menentukan bagaimana bertindak.
Ada beberapa kemungkinan Bystander Effect ini dapat terjadi:
1. Adanya sikap kurang peka dalam keramaian
2. Orang tersebut merasa takut kemudian membeku, ketika melihat peristiwa yang berbahaya dan menakutkan
3. Merasa tidak tahu harus bersikap seperti apa, dan tidak tahu bagaimana cara yang tepat untuk membantu si korban.
Kemudian mereka berpikir bahwa nantinya akan ada orang lain yang menolong.
4. Adanya rasa takut ikut campur dalam sebuah peristiwa. Mereka khawatir akan terjadi hal lebih buruk padanya jika ikut masuk dalam peristiwa menakutkan tersebut.
Sahabat Muslim, semoga kita bukan bagian dari Bystander Effect ya. Lakukan tindakan secepat dan setepat mungkin saat melihat situasi darurat. [Ln]