BERTEMAN dengan tukang minyak wangi, kita akan ikut wangi. Berteman dengan pandai besi, meskipun tidak kena api, setidaknya akan kena asap hitam.
Hidup bersama dengan orang soleh itu banyak untungnya. Seperti, ada yang menasihati jika keliru, ada yang mendoakan jika ada masalah, dan ada yang bantu jika membutuhkan.
Mungkin seperti perumpamaan lebah. Yang dihasilkannya madu: sehat dan menguntungkan. Dan lebah itu siap mengorbankan nyawa jika ada rekannya diganggu.
Dan biasanya, hati seseorang itu akan berkumpul pada yang sewarna. Kalau hatinya bening, ia akan senang kumpul-kumpul dengan orang soleh.
Misalnya kumpul di masjid, di majelis taklim, di organisasi Islam, dan lainnya. Dan bagi mereka, itulah tempat paling nyaman dan menyenangkan. Meskipun secara materi tidak ada yang didapatkan.
Begitu pun dengan orang yang hatinya kotor. Ia juga akan mencari hati yang sewarna. Tentunya bukan di masjid dan majelis taklim.
Ada nilai lain dari hidup bersama orang-orang soleh. Yaitu, begitu mudahnya masalah berat yang kita miliki terselesaikan. Bukan karena sekadar kesigapan mereka. Tapi karena amal-amal baik mereka seperti siap menjadi perantara diterimanya doa oleh Allah.
Dalam Kitab Hadis ‘Riyadus Solihin’ misalnya, disebutkan ada tiga orang soleh yang terjebak dalam gua. Sebuah batu besar tiba-tiba menutup rapat pintu gua yang sebelumnya mereka lewati.
Ini tentu bukan masalah ringan. Karena jika pintu gua tertutup terus dalam waktu lama, mereka kesulitan bernafas, memperoleh makanan dan minum, dan tentu saja sulit kembali ke rumah.
Repotnya, batu besar yang menutup itu sulit digerakkan dengan kekuatan tenaga bertiga sekalipun. Dan karena mereka orang solehlah yang berpeluang besar menjadi solusi masalah besar itu.
Yaitu, dengan cara berdoa kepada Allah dengan ber’wasilah’ melalui amal-amal terbaik yang pernah dilakukan. Ber’wasilah’ dengan amal soleh adalah menjadikan amal soleh sebagai perantara diterimanya doa.
Karena mereka semuanya soleh, maka semua wasilah amal terbaik mereka langsung diterima oleh Allah subhanahu wata’ala. Batu yang menutupi pintu gua itu pun bergeser dengan izin Allah. Mereka pun selamat.
Nah, bagaimana dengan lingkungan kumpul kita. Apakah mereka orang soleh yang amalnya bisa menjadi wasilah untuk solusi dari problem yang kita hadapi?
Kalau iya, maka kita akan berlimpah doa yang sangat mustajab. Dan itu menjadi faktor besar untuk solusi problem kita.
Jika tidak, pertemanan kita hanya sekadar kumpulan jumlah orang. Tapi, tidak memiliki nilai di sisi Allah.
Lebih parah lagi jika pertemanannya dengan lingkungan yang buruk. Jangankan didoakan karena ada masalah, tidak dibully saja sudah beruntung.
Kini, tinggal kita pilih mau berteman dengan siapa. Dengan yang tipe tukang minyak wangi yang bersih dan wangi, atau yang pandai besi yang kotor dan bahaya. [Mh]