KEADAAN para koruptor di hari kiamat. Korupsi adalah mengambil harta tanpa hak secara diam-diam. Ini merupakan dosa yang mencerminkan sifat serakah dan sikap mementingkan diri sendiri.
Baca Juga: Korupsi Bisnis Sendiri
Keadaan Para Koruptor di Hari Kiamat
Allah mengancam koruptor bahwa kejahatannya akan dibuka di muka umum pada hari kiamat, yaitu dengan membuatnya pada hari itu memikul harta yang telah dicurinya.
“Siapa yang mengambil tanpa hak, ia akan mebawa apa yang telah ia ambil itu pada hari kiamat. Kemudian setiap diri diberi balasan sesuai dengan perbuatannya dan mereka tidak dizhalimi.” (QS. Ali Imran: 161)
Al Qurthubi dalam menafsirkan ayat ini mengatakan, “Orang itu membawa apa yang ia ambil dengan memikulnya di punggung dan pundak.
Ia tersiksa dengan beban berat bawaaannya, terganggu dengan suara barang-barangnya, dan terhina dengan pembeberan pegkhianatannya itu di muka umum.
Termasuk korupsi adalah pengambilan harta rakyat secara diam-diam oleh pemerintah, pegawai, pekerja, dan penguasa.
Rasulullah telah menjelaskan bagiamana orang-orang yang korup memikul apa yang mereka korup pada hari kiamat, dalam lebih dari satu hadis.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan, “Pada suatu hari Rasulullah saw. berdiri di tengah-tengah kami, lalu beliau menyebut korupsi dan mengatakan bahwa korupsi itu bukan masalah sepele teapi masalah besar.
“Kemudian beliau bersabda, ‘Aku tidak ingin menemukan salah seorang di antara kamu datang di hari kiamat dengan unta yang meringkik di pundaknya, dan berkata, ‘Ya Rasulullah, tolonglah aku,’ lalu aku jawab, ‘Aku tidak dapat menolongmu sedikit pun. ‘Aku telah sampaikan (peringatan) kepadamu.’
“Aku tidak ingin menemukan salah seorang di antara kamu datang pada hari kiamat dengan tanah yang bergetar di pundaknya, dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, tolonglah aku,’ lalu aku menjawab, ‘Aku tidak dapat menolongmu sedikit pun.Aku telah sampaikan (peringatan) kepadamu.’
“Aku tidak ingin menemukan salah seorang dari kalian datang pada hari kiamat dengan emas dan perak di pundaknya, dan berkata, ‘Ya Rasulullah, tolonglah aku,’ lalu aku jawab, ‘Aku tidak dapat menolongmu sedikit pun. Aku telah sampaikan (peringatan) kepadamu.” (HR. Bukhari Muslim)
Ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir, al-Baihaqi dalam Sunannya, dan al-Humaidi dalam Musnadnya mengemukakan bahwa Rasulullah saw mempekerjakan ‘Ubadah bin Shamit untuk mengurus zakat, kemudian beliau berkata kepadanya, “Takutlah kamu kepada Allah, hai Abu Walid, jangan sampai kamu di hari kiamat membawa unta yang meringkik dengan memikulnya di pundakmu, atau sapi yang melenguh, atau kambing yang mengembik.”
Ibnu Katsir dalam tafsirnya banyak menyebutkan hadis-hadis yang memberi ancaman tentang korupsi.
Di antaranya hadis tentang korupsi amil dari zakat. Ia menyebutkan hadis dari Abu Hamid as-Saidi, yang mengatakan,
“Rasulullah memperkerjakan seorang laki-laki dari suku Azad yang bernama Ibnu Latbiah untuk mengumpulkan zakat (amil).
Setelah selesai, orang itu datang dan berkata, “Ini bagian untuk kalian dan ini untukku.”
“Rasulullah lalu berdiri di mimbar dan bersabda, ‘Apa sih pikiran amil yang kami pekerjakan, sehingga mengatakan ‘Ini untuk kalian dan ini untukku?’
Kalau memang demikian, mengapa ia tidak tinggal di rumah saja (tidak sebagai amil) sambil menunggu diberi?
“Demi Yang menguasai diri Muhammad, siapa yang mengambil (tanpa hak) sedikit saja dari zakat, ia pada hari kiamat akan memikul apa yang ia ambil ini di pundaknya, baik berupa unta yang meringkik, sapi yang melenguh, atau kambing yang mengembik!” (HR. Bukhari Muslim) [mh/Cms]