AKAN selalu ada orang bijak yang menyuarakan kebenaran. Hal ini dijelaskan oleh Ustaz K.H. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc. sebagai berikut.
قَالَ اَوْسَطُهُمْ اَلَمْ اَقُلْ لَّكُمْ لَوْلَا تُسَبِّحُوْنَ
“Berkatalah seorang yang paling bijak di antara mereka, Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, mengapa kamu tidak bertasbih (kepada Tuhanmu).” (QS. Al-Qalam: 28)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa di tengah suatu komunitas, organisasi, partai, masyarakat bahkan negara yang mayoritasnya sudah rusak pun selalu ada orang-orang bijak yang masih berfikir jernih dan menggunakan akal sehatnya.
Mereka yang berfikir jernih dan berakal sehat ini, sekalipun jumlahnya tidak banyak, masih berani menyuarakan kebenaran dan kritik tajam untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat memperturutkan nafsu keserakahan dan kebejatan moral sebagian elit pengambil kebijakan.
Harusnya para elit dan masyarakat berterima kasih dan menerima serta mencerna kritik-kritik konstruktif dan nasihat-nasihat bermanfaat yang disampaikan oleh mereka yang masih berfikir jernih, objektif dan bijak.
Jangan disikapi dengan buruk sangka dan logika kekuasaan yang cenderung mengedepankan kekuatan tanpa mempertimbangkan kemaslahatan bangsa yang lebih besar.
وَّذَكِّرْ فَاِنَّ الذِّكْرٰى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِيْنَ
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin.” (QS. Az-Zariyat: 55)
Baca Juga: Bijaknya Ibnu Abbas Menjawab Pertanyaan
Akan Selalu Ada Orang Bijak yang Menyuarakan Kebenaran
Bila nasihat-nasihat dan peringatan-peringatan dari orang-orang atau pihak-pihak yang berfikir bijak dan jernih ini tidak dihiraukan lalu tetap dilakukan tindakan-tindakan arogan dan zalim, biasanya situasi ini berujung pada kehancuran orang-orang yang arogan dan zalim itu sendiri.
Dalam kisah para petani yang berencana tidak baik dengan hasil pertaniannya, sebagaimana disebutkan dalam rangkaian ayat yang salah satunya dikutip di atas, akhirnya hasil pertanian mereka dihancurkan Allah.
Saat menjelang terjadinya perang Badar, Hakam bin Hizam dan Utbah bin Rabi’ah, salah seorang tokoh Quraisy, sudah mengingatkan Abu Jahal agar tidak melanjutkan perang melawan Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.
Akan tetapi, dengan kesombongannya, Abu Jahal menolak nasihat bijak tersebut hingga dia terbunuh di dalam peperangan ini dan kaum Quraisy kalah perang dan terhinakan.
Di dalam kehidupan ini, selalu ada orang-orang yang masih berfikir bijak dan jernih. Mereka harus terus bersuara, tidak boleh diam sekalipun di tengah kerusakan yang meluas.
Karena di tengah kehidupan ini, masih banyak orang yang berfikir jernih dan berakal sehat. Hanya mereka tidak berani bersuara, menunggu para pemberani menyuarakan terus hati nurani mereka.[ind]
Sumber: https://t.me/robbanimediatama