BERPAKAIAN rapi ketika menyambut tamu merupakan salah satu sikap terpuji. Hal ini tentu saja menyenangkan hati si tamu sekaligus memungkinkan aurat kita tertutup sempurna karena kita berpakaian rapi.
Baca Juga: Tamu Itu Membawa Berkah
Berpakaian Rapi ketika Menyambut Tamu
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,
لا يلام الإنسان إذا جاءه ضيف وذهب إلى بيته ولبس ثيابًا جميلة لا يلام على ذلك، بل إنه يحمد على ذلك؛ لأن هذا فعل النبي صلى الله عليه وسلم، أما أن تأتي إلى ضيوفك وأنت حاسر عن رأسك فاتح عن صدرك مشمر لأكمامك فهذا لا ينبغي؛ لأن الرسول صلى الله عليه وسلم كان يتجمل للوفد وهو من مكارم الأخلاق ومحاسن الآداب
“Tidak tercela bagi seseorang apabila ada tamu yang mendatanginya, menuju rumahnya dan dia memakai pakaian yang bagus. Dia tidak tercela atas perbuatan ini. Bahkan terpuji, karena ini adalah perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Adapun ketika engkau menjumpai tamumu dalam keadaan kepalamu terbuka (tanpa memakai penutup kepala seperti peci), dadamu terbuka, menyingsingkan lengan baju, maka ini tidak semestinya karena Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu berhias untuk menyambut tamunya, hal ini termasuk akhlak mulia dan adab yang baik.”
[Cms]
Sumber:
Fath Dzī al-Jalāli wal Ikrām, jilid 2, hlm. 494.
Alih bahasa:
Abu Fudhail Abdurrahman ibnu Umar غفر الرحمن له.
https://t.me/alfudhail