SEKOLAH seharusnya menjadi tempat yang aman bagi anak-anak. Tempat yang membuatnya bersemangat untuk menerima ilmu dan bergaul dengan teman-teman sebayanya. Namun, tak sedikit anak menjadi korban bullying di sekolahnya, dan sebagai orangtua harus mengenali dengan cepat saat anak menunjukkan tanda-tanda mengalami bullying:
1. Anak kerap mengurung diri di kamar
2. Menjadi lebih emosional dan kasar
3. Meminta pindah sekolah (school phobia)
4. Konsentrasi belajar dan prestasi menurun
5. Anak menjadi penakut dan kerap gelisah
6. Sering mengalami mimpi buruk
Baca Juga: Mendidik Anak Agar Tidak Menjadi Pelaku Bullying
Tanda-Tanda Anak Mengalami Bullying di Sekolah dan Cara Menyikapinya
Jika anak-anak memiliki tanda-tanda di atas orangtua harus segera mengambil tindakan di antaranya:
1. Jeli Melihat Tanda-tandanya
Dikutip dari Halodoc, tidak semua anak akan bercerita pada orangtuanya jika mengalami tindakan tidak menyenangkan di sekolah. Umumnya, mereka lebih memilih merahasiakannya.
Artinya, ibu harus pandai mengenali tanda anak mengalami bullying, seperti anak terlihat murung atau sangat ketakutan jika disuruh pergi ke sekolah, seperti dilansir dari KidsHealth.
Jika benar bahwa anak telah di-bully, dengan pelan-pelan minta ia agar mau menceritakan kejadian yang sebenarnya. Ibu dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi situasi tersebut, namun hindari mendorong anak membalas pelaku bully.
2. Beri Tahu Pihak Sekolah
Setelah mengetahui anak menjadi korban bullying, segera bicarakan masalah ini dengan pihak sekolah seperti guru atau kepala sekolah untuk sama-sama mencari solusinya.
Hindari terbawa emosi, namun tetap fokuskan semuanya bertujuan agar anak mendapatkan keamanan.
Pasalnya, sebagian besar kasus bullying justru tidak diketahui oleh pihak sekolah, karena anak-anak pelaku bully baru mulai beraksi saat tidak ada guru di sekitarnya, seperti ketika sedang jam istirahat atau pulang sekolah.
3. Arahkan Anak Menghadapi Pelaku Bully
Beritahu anak bagaimana harus bersikap di depan pelaku bully. Si Kecil tidak boleh malu, minder, atau takut saat berhadapan dengan anak-anak nakal pelaku bully.
Sebaliknya, mereka harus berani berkata kepada pelaku “berhenti mengejekku”, “diam”, dan “hentikan”.
Laman BullyingUK menyarankan, orangtua untuk meyakinkan sang buah hati bahwa hal ini bukan kesalahan mereka.
Mengalami bullying bukan berarti Si Kecil adalah anak yang lemah, pelaku tidak selalu adalah anak yang lebih kuat atau dominan. Jadi, penting untuk tetap membuat anak merasa percaya diri.
4. Pantau Terus Keadaan Anak
Jangan menyerah ketika anak merengek tidak ingin sekolah karena menjadi korban bullying.
Sebaliknya, tetap dukung sang buah hati untuk pergi ke sekolah, tetapi pastikan tetap memantau keadaan anak dengan aktif bertanya, seperti:
“Bagaimana hari ini?”, “Apakah anak itu masih melakukan bullying?”, “Lalu apa yang kamu lakukan saat mereka melakukan itu?”, dan lain-lain.
Jika memang diperlukan, ibu bisa meminta bantuan ahli psikologi anak.
5. Pindah Sekolah
Jika masalah bullying terus berlanjut dan kondisi anak semakin parah, maka ibu bisa memikirkan untuk mencari solusi lainnya, seperti memindahkan anak ke sekolah baru atau mengganti konsep belajarnya menjadi belajar di rumah (homeschooling) untuk sementara waktu.
Pada intinya, jangan pernah sepelekan bullying pada anak. Hal ini bisa menyebabkan trauma anak akibat bullying bisa terbawa hingga ia dewasa dan memengaruhi kehidupannya nantinya. [Ln]