ChanelMuslim.com – Perbedaan tasbih dan tahmid akan kita temukan dalam ayat pertama surah al-Isra dan surah al-Kahf. Ayat pertama surah al-Isra’ diawali dengan kalimat tasbih:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ – ١
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
Sedangkan ayat pertama surat al-Kahf diawali dengan kalimat tahmid:
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ عِوَجًا ۜ – ١
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok.
Baca Juga: Apa Perbedaan Ar-Rahman dan Ar-Rahim?
Perbedaan Tasbih dan Tahmid dalam Al-Qur’an
Dalam tafsir Mafaatihul Ghaib karya Fakhruddin ar-Razi, menyebutkan bahwa kalimat tahmid selalu didahului dengan kalimat tasbih. Kita sering mendengar dzikir yang berbunyi: سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ. Juga dalam kasus kedua surah di atas, Al-Kafh terletak setelah surah Al-Isra’. Mengapa demikian?
Tasbih (awal surah al-Isra’) berfungsi untuk menunjukkan kesempuraan dzat Allah, dimana Allah maha suci dari segala cela dan keburukan. Sedangkan Tahmid (awal surah al_Kahf) berfungsi untuk menunjukkan bahwa Allah maha sempurna atas seluruh makhluk-Nya. Oleh karena itu mengakui kesempurnaan dzat Allah dengan menyucikannya dari cacat dan cela diikuti dengan pengakuan bahwa Allah Maha Sempurna atas makhluk-Nya.
Hal ini adalah bentuk kesadaran iman, saat kita telah mengakui Allah tidak memiliki cacat sedikitpun maka kita akan yakin bahwa Allah Maha Sempurna atas dan bagi makhluk-Nya, tidak ada yang bisa menandinginya.
Tahmid memiliki derajat pengakuan lebih tinggi daripada tasbih. Karena Tahmid adalah akhir dari pengakuan hamba atas kesempurnaan Rabb-nya sedangkan tasbih adalah awal dari pengakuan kesempurna Allah. Memulai pengakuan atas kesempurnaan dzat Allah dari segala macam cela (tasbih) dan diakhiri dengan pengakuan kesempurnaan Allah atas seluruh makhluk (tahmid)
Kita bisa umpamakan, hamba yang mulia adalah yang berilmu (dzat/ diri seorang hamba) namun yang paling mulia adalah yang mengajarkannya kepada orang lain.
Dengan ini bisa kita fahami bahwa untuk mencapai kemuliaan didahului dari diri sendiri. Sedangkan akhir dari kemuliaan adalah yang memberi manfaat kepada yang lain.
Hanya saja, perbedaan Allah dan makhluk dalam derajat kemuliaan tidak bisa disamakan. [Ln]