NAMA itu bukan tanpa makna. Bukan pula sekadar panggilan. Nama juga bisa bermakna doa untuk anak.
Seorang pujangga Barat bernama William Shakespeare pernah menulis bahwa apalah arti sebuah nama. Yang penting isinya, bukan pada namanya.
Rasanya, tidak begitu untuk nama dari anak-anak kita. Nama bukan sekadar panggilan, atau salah satu variabel identitas seseorang. Nama bisa juga sebagai doa.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengajarkan, “Di antara hak anak atas ayahnya adalah memberinya nama yang bagus dan mendidiknya dengan adab yang baik.” (HR. Baihaki)
Jadi, memberikan nama untuk anak bukan sekadar nama untuk panggilan. Tapi, dengan nama-nama yang baik.
Bagaimana nama-nama yang baik itu? Nabi shallahu ‘alaihi wasallam juga menjelaskan, jika anak lelaki berilah nama ‘Abdu’ yang diiringi dengan Asma Allah. Seperti Abdullah dan Abdurrahman.
Duan ama ini di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi begitu populer. Banyak para sahabat nabi yang menamai anaknya seperti yang disampaikan Nabi tersebut.
Tidak heran jika putera-putera sahabat yang terkenal namanya sama. Seperti, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash. Tiga-tiganya bernama Abdullah.
Ada juga seseorang di masa Nabi yang mengambil ‘trik’ agar ia bisa dipanggil seperti julukan Nabi yang biasa dipanggil ‘Abul Qasim’, artinya ayah dari seorang anak bernama Qasim. Hal ini karena salah satu anak Nabi Muhammad bernama Qasim.
Orang ini menamai anaknya dengan Qasim. Boleh jadi, karena ia ingin juga dipanggil seperti panggilan terhadap Nabi yaitu Abul Qasim.
Tapi, para sahabat yang lain berkomentar, “Meskipun nama anakmu Qasim, kami tidak akan memanggilmu dengan Abul Qasim.”
Akhirnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menengahi, “Berilah nama dengan namaku (Muhammad), janganlah berikan nama dengan ‘kunyah’ (julukan)ku (Abul Qasim).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nama-nama lain yang bagus antara lain nama para Nabi, sahabat Rasulullah, ulama dan orang-orang saleh.
Jadi, jangan asal memberikan nama untuk anak-anak kita. Apalagi karena idola dengan artis, bintang film, bintang olah raga dunia, dan lainnya. Karena kita tidak tahu baik dan buruknya mereka yang namanya dipakai untuk anak kita.
Ketika orang memanggil sebuah nama, misalnya Abdurrahman, hal ini juga menjadi doa agar sang anak menjadi hamba-hamba Allah dari sifat Allah yang Ar-Rahman, yang Maha Pengasih.
Begitu pun dengan Abdurrahim, Abdul Ghaniy, Abdul Malik, dan lainnya. Kalau nama tersebut dikaitkan dengan nama orang saleh, juga sebagai doa agar anak tersebut memiliki keutamaan seperti nama orang soleh itu.
Jadi, jangan katakan ‘apalah arti dari sebuah nama’. Dalam ajaran Islam, nama memiliki makna yang luar biasa. [Mh]