TIDAK baik memberatkan diri dalam menyambut tamu. Asy-Syaikh Muhammad bin Ali bin Adam rahimahullah berkata,
قال النووي: وقد كره جماعة من السلف التكلف للضيف،
وهو محمول على ما يشق على صاحب البيت مشقة ظاهرة؛ لأن ذلك يمنعه من الإخلاص، وكمال السرور بالضيف، وربما ظهر عليه شيء من ذلك، فيتأذى به
الضيف، وقد يحضر شيئا يعرف الضيف من حاله أنه يشق عليه، وأنه يتكلفه له، فيتأذى الضيف؛ لشفقته عليه، وكل هذا مخالف لقوله – صلى الله عليه وسلم -: “من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه”؛ لأن أكمل إكرامه إراحة خاطره، وإظهار
السرور به
Baca Juga: Ungkapkan Rasa Cintamu
Tidak Baik Memberatkan Diri dalam Menyambut Tamu
“An-Nawawi berkata, ‘Sekumpulan dari ulama salaf membenci perbuatan memberatkan diri untuk tamu, yang dimaksud adalah yang memberatkan penghuni rumah dengan jelas karena hal itu dapat menghalangi keikhlasannya dan tidak maksimal kegembiraannya dalam menyambut tamu tersebut, dan terkadang hal itu terlihat pada dirinya.
Maka dengan sebab ini, tamunya merasa terganggu dan terkadang dia menghidangkan sesuatu yang tamu tersebut mengetahui dari keadaannya bahwa dia merasa berat dan membebani diri untuknya. Maka tamu itu pun merasa berat karena iba terhadapnya. Semua ini menyelisihi sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
‘Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tamunya.’
Karena pemuliaan yang maksimal adalah yang membuat pikirannya tenang dan menampakkan kegembiraan terhadap tamunya.'”
[Cms]
Sumber:
Al-Bahr al-Muhīth, jilid 34, hlm. 261.
Alih bahasa:
Abu Fudhail Abdurrahman ibnu Umar
https://t.me/alfudhail