ZIKIR bisa menenangkan hati. Dan setan selalu mencari celah agar bisa menyusup ke dalam hati.
Orang Melayu termasuk Indonesia sudah terlanjur menyebut qalbun dengan hati. Padahal, artinya secara fisik adalah jantung. Bukan hati yang secara fisik disebut lever.
Sehingga di masa penyembelihan kurban, ada yang mencari hati kambing atau hati sapi. Katanya enak tanpa lemak. Makna hati di situ, bukan makna yang tepat secara fisik untuk menerjemahkan qalbun.
Orang Barat mungkin tepat menyebut qalbun dengan heart. Artinya juga jantung. Ada ungkapan Barat yang sering disebut, “You broke my heart!” Engkau telah menghancurkan jantung saya. Kalau dalam arti Melayunya, kau telah hancurkan hatiku.
Al-Qur’an memberikan isyarat keberadaan hati yang terletak di dada. “Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tapi hati yang di dalam dada.” (QS. Al-Hajj: 46)
Tapi, susah juga mengganti hati dengan sebutan jantung. Karena memang sudah akrab dengan istilah hati. Biarlah itu sebagai sebuah kesepakatan tanpa salah dalam makna.
Hati inilah yang menjadi titik pusat baik buruknya manusia. Baik secara fisik maupun jiwa. Tidak heran jika musuh utama manusia, setan, selalu mengincar titik pusat ini.
Setan mengalir dalam darah manusia untuk kemudian menuju ke titik kendali darah, yaitu jantung. Di sinilah setan mengganggu, menggoda, bahkan merusak fisik dan jiwa manusia.
Sebagian besar penyakit berat bersumber dari ini. Yaitu, dari jantung yang tidak bekerja secara normal.
Bisa dirasakan secara fisik, jika orang ketakutan atau was-was, maka jantungnya akan dag dig dug. Artinya berdetak tidak normal.
Kalau geraknya tidak normal, maka aliran darah yang dikendalikannya pun akan semrawut. Padahal, semua fungsi organ tubuh tidak akan bekerja normal tanpa aliran darah yang baik.
Tidak heran jika orang-orang soleh jarang mengalami sakit berat. Kalau pun mengalami sakit, sembuhnya juga cepat. Kecuali memang ajalnya sudah tiba.
Obat untuk bisa menyehatkan jantung atau hati dalam bahasa kita, adalah dengan banyak berzikir. Dan zikir merupakan perintah Allah yang satu-satunya disebut sebanyak-banyaknya.
Allah memerintahkan kita, wazkurullaha zikran katsira. Dan berzikirlah kepada Allah dengan zikir yang banyak.
Sepertinya, tidak ada perintah Allah: shalat yang banyak, puasa yang banyak, sedekah yang banyak, dan lainnya.
Wallahu a’lam, boleh jadi karena kebutuhan zikir itu seiring dengan detak jantung manusia yang tak pernah berhenti kecuali mati. Selama masih hidup, jantung akan terus berdetak.
Zikir menjadikan jantung berdetak normal, sehat, dan tenang. “Ingatlah, hanya dengan berzikir kepada Allah, hati menjadi tenang.” (QS. 13: 28)
Jadi, kalau ditanya seberapa banyak kita berzikir, maka jawabannya sebanyak detak jantung kita.
Dalam keadaan apa pun: berdiri, duduk, tidur; hati harus tetap berzikir. Jadi, berzikirlah sebanyak-banyaknya, dan dalam keadaan apa pun. Karena setan tak pernah istirahat. [Mh]