Chanelmuslim.com-Setiap anak memiliki bahasa cinta sendiri, yang berbeda-beda dan unik. Oleh karenanya, tidak seharusnya orang tua memperlakukan tiap anak dengan perlakuan yang sama. Kenali 5 bahasa cinta kepada anak agar anak merasa dipahami.
Ferlita Sari seorang psikolog dan family coach memaparkan cara menghadapi tantangan peran dalam keluarga khususnya kepada anak-anak. Pada acara Launching Komunitas Active Muslima di D’Lab Menteng Jakarta (7/6), Ferlita mengungkapkan bahwa kuantitas tidak menjamin kualitas kebersamaan.
Ferlita mengatakan bagaimana bisa efektif di semua area kehidupan dengan to be present pada setiap kesempatan. Untuk mengatasi permasalahan anak-anak adalah kesalahan besar dengan memperlakukan mereka secara sama. Karena setiap anak memiliki bahasa cinta sendiri, yang berbeda-beda dan unik. Yang terpenting tetap memenuhi lima dasar emosi anak, yaitu merasa aman, merasa dicintai, merasa dipahami, merasa bernilai dan merasa dihargai.
“Dari kelima emosi besar anak, yang terpenting adalah being love. Karena kebutuhan dasar manusia adalah dicintai,” kata Ferlita.
Ferlita juga mengungkapkan apapun yang kita berikan kepada anak sangat perlu untuk melihat feedback yang anak berikan kepada kita. Jika anak memberikan feedback yang keliru dengan yang kita harapkan, kemungkinan besar ada yang salah dalam penyampaian yang kita berikan.
“Feedback dari anak itu paling utama. Kalau tidak bisa ditangkap berarti ada yang miss. Ini penting tidak hanya untuk ibu yang aktif, tetapi juga untuk ibu yang ada di rumah,” ujar Ferlita.
Menurut Ferlita, setiap anak unik dengan mengenali bahasa cinta mereka maka treatment yang kita berikan bisa tepat sasaran. Jika anak merasa tidak dicintai maka akan ada dua hal yang akan terjadi. Pertama, apabila sedih dominan maka anak menyakiti dirinya sendiri. Kedua, apabila marah dominan maka anak akan menyakiti orang lain.
“Semua masalah pada anak dapat diatasi dengan memenuhi bahasa cintanya. Bahasa cinta itu ada lima,” ujar Ferlita.
Lima bahasa cinta tersebut adalah words of affirmation, quality time, receiving gifts, acts of service dan physical touch. Setelah bahasa cinta anak diketahui seorang ibu perlu cara yang pintar sesuai dengan jiwa anaknya. Seorang ibu harus terus belajar karena anak juga terus berkembang dalam hidupnya.
Selain itu, Ferlita juga berpesan kepada wanita untuk tidak lupa mencintai dirinya sendiri. Salah satunya dengan memotivasi diri di depan cermin dan refleksi ke dalam diri pada misi apa yang akan diemban. Jangan sampai wanita terus memikirkan dan memberi segalanya untuk orang lain tapi lupa mengasihi dirinya sendiri.
“Jangan lupa apresiasi pada diri sendiri itu penting. Saat malam sebelum tidur, peluk dan tepuk diri sendiri dan say thank you atas hari ini,” tutup Ferlita.(ind/Winda)