Jangan pernah remehkan nikmat, karena untuk menghitungnya saja kita tidak sanggup. Ustaz Faisal Kunhi M.A memberikan penjelasan menarik dari ucapan Syaikh Musthafa As-Siba’i berikut ini:
لا تستخفن بنعمة مهما قلت, فإن القليل من الكريم كثير
“Jangan remehkan nikmat meskipun sedikit, karena yang sedikit dari Dzat Yang Maha Mulia itu sesungguhnya banyak.”
Penjelasan:
Sesungguhnya nikmat Allah itu banyak, ia terlihat sedikit karena kita sering meremehkan nikmat tersebut.
Lihatlah tubuh kita yang sehat hari ini, jantung yang terus bergerak tanpa mengenal lelah walau saat kita tidur, tangan yang masih kuat membawa ini dan itu, kaki yang masih bisa melangkah dan berlari, hidung yang masih mencium enaknya masakan istri tercinta, telinga yang masih bisa mendengarkan indahnya azan maghrib, dan mata yang masih bisa melihat keindahan alam ciptaan-Nya.
Baca Juga: Al-Anfal Ayat 53, Hilangnya Nikmat Karena Ulah Manusia Sendiri
Jangan Remehkan Nikmat
Coba hitung semua nikmat itu, dan berapa yang harus kita bayar jika ia sakit, maka kesehatan itu adalah mahal dan ia adalah mahkota dimana tidak ada yang melihatnya kecuali orang yang sedang sakit.
Cobalah hitung nikmat Allah yang ada pada dirimu, pasti kau akan kelelahan.
Apakah engkau bisa menghitung jumlah pori-pori yang ada dalam tubuhmu?
Apakah engkau sanggup menghitung jumlah rambutmu?
Apakah engkau mampu menghitung jumlah butiran nasi yang engkau makan?
Allah berfirman,
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nahl: 18).
Yang dimaksud dengan ayat ini disebutkan dalam Tafsir Al Jalalain (hal. 278), “Jika kalian tidak mampu menghitungnya, lebih-lebih untuk mensyukuri semuanya. Namun kekurangan dan kedurhakaan kalian masih Allah maafkan (bagi yang mau bertaubat, -pen), Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Nikmat Allah itu banyak tapi karena kita suka membandingkan dengan nikmat yang orang lain miliki sehingga ia terlihat sedikit, maka kunci kenikmatan dalam hidup adalah jangan suka memperhatikan nikmat orang lain, lalu membandingkannya dengan nikmat yang kita miliki.
Jika kita bandingkan mobil kita dengan mobil orang lain, maka hari itu mobil kita akan terlihat jelek.
Jika kita membandingkan istri kita dengan istri orang lain atau wanita lain, maka istri kita akan terlihat buruk, dan ketahuilah yang masalah sebenarnya bukan istri kita tetapi mata kita.
Jika kita selalu membandingkan anak-anak kita dengan anak yang berprestasi secara akademik maka anak-anak kita akan terlihat bodoh padahal setiap anak itu cerdas dan tugas orang tua yang menggali dalam bidang apa kecerdasan yang dimiliki anaknya.
Jangan membandingkan prestasi anak orang lain lalu kita sampaikan kepada anak kita, karena itu akan membuatnya tidak berharga dimata orang tuanya dan membuatnya kehilangan kepercayaan diri.
Jika kita membandingkan rumah kita yang berada di kampung dengan yang ada diperumahan mewah, maka rumah kita akan terlihat sempit dan tidak nyaman padahal yang bermasalah adalah tidak adanya rasa syukur di dalam hati sehingga selalu kurang.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إذا نظر أحدكم إلى من فضل عليه في المال والخلق فلينظر إلى من هو أسفل منه
“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (rupa) [al kholq], maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnu Hajar mengatakan, “Yang dimaksud dengan al-khalq adalah bentuk tubuh. Juga termasuk di dalamnya adalah anak-anak, pengikut dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kenikmatan duniawi.” (Fathul Bari, 11/32)
Nikmat Allah terlihat sedikit karena engkau sering mendustakannya, karenanya Allah mengulangi dalam surah Ar Rahman sebanyak 31 kali agar manusia tidak lupa mensyukuri nikmat yang diberikan-Nya, Allah berfirman,
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” [Ln]