Zuhud tidak identik dengan kemiskinan. Kata zuhud secara bahasa bermakna “al-i’rodh” yaitu berpaling. Sedangkan menurut istilah zuhud maknanya:
عدم التعلق بالدنيا
“Tidak bergantungnya hati kepada dunia.”
Baca Juga: 3 Tips Menumbuhkan Sikap Zuhud
Zuhud Tidak Identik dengan Kemiskinan
Salah seorang ulama Salaf Yunus bin Maisaroh (132 H) menjelaskan hakikat zuhud. Beliau rohimahullah berkata:
ليس الزهادة في الدنيا بتحريم الحلال ولا بإضاعة المال ولكن الزهادة في الدنيا أن تكون بما في يد الله أوثق منك بما في يدك
“Zuhud terhadap dunia itu bukanlah dengan mengharomkan diri dari perkara yang dihalalkan oleh Allah, bukan pula dengan membuang harta.
Namun, zuhud itu pada hakikatnya engkau lebih percaya dengan apa yang ada di Tangan Allah daripada apa yang ada di tanganmu sendiri.” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam hal. 502)
Maka zuhud itu esensinya amalan hati bukan amalan anggota badan. Karena sikap zuhud itu lahir dari kuatnya keyakinan seseorang kepada Allah dan kecintaannya terhadap akhirat.
Semakin mantap keyakinan seseorang terhadap perbedaan dunia dan akhirat maka akan semakin kuat pula untuk dia menukarnya.
Zuhud juga tidak identik dengan kesederhanaan dan kemiskinan. Bahkan orang yang miskin bisa terhalang dari sikap zuhud bila dunia yang menjadi tujuan utama hidupnya.
Sungguh Al-Qur’an telah mencela orang yang lebih mengutamakan kehidupan dunia daripada akhirat. Allah berfirman:
بل تؤثرون الحياة الدنيا والآخرة خير وأبقى
“Tetapi kalian lebih memilih kehidupan dunia. Padahal kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal.” (Al-A’la: 16-17)
Siapa saja yang ridho dan kuat keyakinannya kepada Allah, menjadikan akhirat sebagai tujuan utama hidupnya, dunia datang tidak membuatnya bergembira, dunia pergi tidak membuatnya bersedih, maka dialah orang yang zuhud meski bergelimang harta.
[Cms]
https://t.me/manhajulhaq