LEBARAN sejatinya sebagai momen silaturahim dan bermaaf-maafan. Tapi bagi para politisi, Lebaran menjadi momen khusus untuk bisa menjadi headline.
Lebaran di Indonesia memang memiliki kekhasan tersendiri di banding negara-negara lain. Selain sebagai momen silaturahim dan mudik, Lebaran juga menjadi manuver politik untuk menaikkan elektabilitas.
Hal itu terlihat sejak awal hari Idul Fitri hingga sepekan ini. Sejumlah tokoh politik seperti berebut panggung untuk memanfaatkan momen Lebaran. Salah satunya agar bisa menjadi headline media massa.
Sebut saja Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan. Di momen shalat Idul Fitri, Anies sukses menjadi headline media massa karena shalat bersama puluhan ribu warga di Jakarta Internasional Stadium.
Menariknya, bukan hanya media lokal yang meliput shalat Anies tersebut. Media internasional pun ikut menjadikan momen itu sebagai headline mereka.
Selain Anies, ada Prabowo Subianto. Ketua Umum Gerindra ini seperti ingin menyalip ketenaran Anies dengan berbagai safari Lebaran politiknya.
Dimulai dari kunjungannya ke Jokowi di Yogya, kemudian ke gubernur Khafifah di Jawa Timur, ke tokoh-tokoh Nahdhatul Ulama, dan tentu saja ke Teuku Umar pada awal Idul Fitri. Di momen yang terakhir itu, Prabowo duduk bersanding dengan Megawati dan Puan.
Ada juga silaturahim Lebaran dari tokoh politik lain. Yaitu, gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang mengunjungi Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haidar Nashir.
Yang lainnya juga ada kunjungan Ketua Umum Golkar yang berkunjung ke kediaman ketua Umum Demokrat Agus Harimurti di Kuningan Jakarta.
Entah karena kebetulan atau karena ada inspirasi dari Indonesia, bahkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pun ikut melakukan silaturahim Lebaran di Gedung Putih.
Di momen langka itu, Biden bahkan menyampaikan sambutan dengan menyampaikan salah satu ayat Al-Qur’an. Yaitu, Surah Al-Hujurat ayat 13:
“Hai manusia, sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal….”
Inilah fenomena Lebaran politik yang kian membudaya. Terlebih menjelang pemilihan Presiden sekitar dua tahun lagi.
Dan fenomena ini juga pertanda politik lain. Bahwa, isu jabatan tiga periode sudah dianggap selesai. [Mh]