ChanelMuslim.com – Para ulama yang mendalami bidang sirah nabawiyah membagi dua fase dakwah Rasulullah berkaitan dengan pusat dakwahnya, yaitu fase Mekkah dan fase Madinah. Untuk fase Mekkah secara umum dibagi menjadi dua, dakwah terbatas dan dakwah terbuka.
Dakwah terbatas adalah istilah yang digunakan oleh Ustaz Asep Sobari, Pendiri Sirah Community Indonesia, yang mengkritik istilah dakwah sembunyi-sembunyi yang banyak digunakan selama ini.
Menurutnya istilah dakwah terbatas lebih tepat, karena orang Mekkah dan orang Musyrik tahu bahwa Rasulullah memiliki keyakinan berbeda.
Baca Juga: Kedudukan Ar-Rubayyi binti Muawwidz Di Mata Rasulullah
Alasan Dakwah Terbatas Rasulullah di Awal Risalah
Sehingga Rasulullah sebenarnya hanya membatasi dakwah kepada orang-orang yang berpotensi menerima dengan pendekatan individu dan tidak melakukan dakwah di keramaian atau di banyak tempat
Dakwah Sirriyah, merupakan istilah yang bisa menjelaskan corak dakwah Rasulullah di fase pertama. Juga bukan berasal dari al-Qur’an atau hadits. Istilah tersebut adalah ijtihad dari para penulis sirah.
Pada prinsipnya dakwah dilakukan secara terbuka. Dakwah dilakukan terbatas oleh Rasulullah di awal risalahnya untuk keefektifan dakwah itu sendiri.
Rasulullah selalu menimbang satu hal dalam setiap aktivitasnya yaitu unsur efektivitas. Ia melihat seluruh kondisi Mekkah untuk berdakwah apakah efektif jika dilakukan secara terbuka saat itu.
Dan berdasarkan pertimbangannya tersebut tidak mungkin langsung berdakwah secara terbuka di awal risalah mengingat dirinya masih sendiri dan tidak memiliki kedudukan yang tinggi di kota Mekkah.
Pada saat itu kendali kota Mekkah bukan di tangan beliau. Banyak tokoh-tokoh senior yang memiliki pengaruh lebih besar. Belum lagi materi yang Rasulullah sampaikan sangat bertentangan dengan para tokoh ini.
Masyarakat Mekkah yang berada di sekeliling Rasulullah ada tiga kelompok. Pertama, kelompok yang berpotensi besar menerima, kedua, kelompok yang tidak mengambil sikap, dan ketiga, kelompok yang berpotensi besar menolak.
Jika rasul melakukan dakwah terbuka, maka ia akan sibuk mengatasi orang-orang yang berpotensi menolak sedangkan kelompok yang berpotensi menerima akan terabaikan.
Kelompok pertama dan kedua ini adalah potensi besar untuk dakwahnya di awal risalah. Ketika potensi pertama ini sudah bisa menerima maka proses dakwah bisa naik level menjadi dakwah terbuka.
Sehingga dakwah terbatas adalah usaha untuk menggarap potensi dakwah orang-orang yang mau menerima dakwah.
Dari sini bisa dipahami bahwa dakwah itu pada prinsipnya terbuka. Sedangkan dakwah terbatas ini hanyalah bagian dari tahapan untuk masuk pada efektivitas dakwah terbuka. [Ln]