SETIAP istri hendaknya selalu taat, melayani dan bersikap baik kepada suami serta melakukan berbagai upaya yang bisa memupuk cinta agar mereka sukses menciptakan surga di dalam rumahnya di dunia yang fana dan merasakan nikmat surga yang abadi di akhirat.
Sebab dengan cinta suami dan istri maka mudah untuk selalu berbuat baik kepada pasangan dan memudahkan jalan menuju surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا. أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan kalian tidak akan beriman kecuali kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian suatu perkara yang jika kalian melakukannya kalian akan saling mencintai? Maka tebarkanlah salam di antara kalian”. (HR. Muslim)
Baca Juga: Kesempurnaan Milik Allah, Bukan Milik Suami Istri
Mencari Ridha Suami
Setiap istri harus pandai mencari ridha suami, menghiburnya dan menimbulkan suasana yang hangat di dalam keluarga. Kebaikan apapun yang dilakukan istri untuk mencari ridha suami akan mendatangkan ridha Allah dan menjadi amal shaleh yang berpahala di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
Maka istri harus pandai menjauhi sikap jahat dan prilaku buruk yang menimbulkan kesedihan, kekecewaan dan amarah suaminya.
Sebab keburukan itu akan menghilangkan kebaikan sehingga menimbulkan kesan buruk bagi suami dan menghapus kenangan baik bersama istri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ سُوْءَ الْخُلُقِ يُفْسِدُ الْعَمَلَ كَمَا يُفْسِدُ الْخَلُّ الْعَسَلَ
“Dan sesungguhnya akhlak buruk itu merusak amal (saleh), sebagaimana cuka merusak madu.” (HR. Thabrani, menurut Syekh Albani: hadis Hasan)
Setiap istri ketika memberikan ketaatan dan pelayanan kepada suami serta berinteraksi dengannya harus bersikap sabar, lembut dan bijak agar selalu bisa menggembirakan dan mendapatkan ridhanya serta jauh dari murkanya.
Ridha suami itu menjadi penyebab shalat istri diterima oleh Allah dan sebaliknya murka suami menjadi penyebab shalat istri ditolak oleh Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرْفَعُ لَهُمْ صَلاَتُهُمْ فَوْقَ رُؤُوْسِهِمْ شِبْرًا رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُوْنَ وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ وَأَخَوَانِ مَتَصَارِمَانِ
“Tiga golongan yang tidak diangkat sejengkalpun shalat di atas kepala mereka yaitu seorang lelaki yang mengimami suatu kaum sedangkan mereka membencinya, seorang wanita yang bermalam dalam keadaan suaminya marah kepadanya, dan dua orang bersaudara yang saling memutuskan hubungan.” (HR. Ibnu Majah)
View this post on Instagram