ALLAH menggambarkan tipe-tipe keluarga dalam Al-Qur’an, tipe-tipe keluarga tersebut akan ada sampai akhir zaman sehingga dapat menjadi pelajaran bagi keluarga muslim dan mengambil ibroh dari setiap kisahnya.
1. Keluarga Nabi Nuh ‘alaihissalam
a. Suami beriman dan taat kepada Allah (At-Tahrim : 10)
b. Istri berkhianat dan banyak maksiat
c. Ada kegagalan dalam menyiapakan generasi/ pengaruh istri sangat kuat
d. Kebahagiaan yang semu
e. Berpisah di dunia dan di akhirat.
Keluarga Nabi Nuh adalah tipe dengan suami yang shalih namun istrinya banyak melakukan maksiat. Seshalih apapun laki-laki tanpa istri yang shalihah maka akan gagal. Ciptakan rumah sebagai masjid dan madrasah, rumah yang dapat membawa situasi keshalihan bagi penghuninya sehingga rumah menjadi tempat yang selamat bagi semua keluarga dan melahirkan generasi-generasi yang besar.
Baca Juga: Tak Dipedulikan Keluarga, Ini Sikap Terbaik kepada Orangtua
Ini 3 Tipe Keluarga Akhir Zaman
Istri Nabi Nuh ‘alaihissalam berkhianat dan banyak melakukan maksiat. Selain itu ia memiliki peran yang dominan kepada anaknya, ia memiliki pengaruh yang kuat namun pengaruhnya dalam keburukan.
Keluarga Nabi Nuh gagal menyiapkan generasi karena pengaruh kuat keburukan ibu karena ibu adalah penanam pertama kebaikan dalam diri anak.
Ingat:
– Sekecil apapun dosa kita dalam rumah tangga jangan pernah disepelekan, semakin banyak dosa semakin rumah tangga tidak harmonis/ tidak sejalan. Dosa dan maksiat dalam rumah rumah tangga adalah awal kegagalan dalam rumah tangga.
– Semakin lemah interaksi ibu dengan Al-Qur’an semakin lemah pengaruh ibu pada anak. Maka semakin lemahlah ia dalam mendidik anak-anaknya.
– Sebagai seorang ibu kita harus terus introspeksi diri dan memperbaiki diri agar kita menjadi teladan yang baik bagi anak-anak kita. (Al-A’raf :64)
2. Keluarga Nabi Luth ‘alaihissalam
a. Suami beriman dan taat
b. Istri Berkhianat
c. Anak bisa diselamatkan
d. Berpisah di dunia dan akhirat
Keluarga Nabi Luth ‘alaihissalam dengan Nabi Luth sebagai suami yang shalih namun tidak didukung dengan keshalihan istri.
Karena istrinya berkhianat kepada Nabi Luth, bukan berkhianat dalam arti berselingkuh (karena tidak ada istri nabi yang berkhianat dalam hal tersebut), namun istri Nabi Luth berkhianat dalam kemaksiatan dengan mendukung perbuatan kaumnya yang homoseksual.
Saat para malaikat datang ke rumah Nabi Luth dengan rupa lelaki yang tampan, maka istri beliau memberikan isyarat kepada kaumnya bahwa ada tamu lelaki yang tampan di rumahnya.
Dua anak Nabi Luth selamat karena pengaruh keshalihan ayahnya yang masih kuat/kokoh. Saat suami dan istri sudah tidak seirama dalam keshalihan maka hal tersebut bisa menjadi sebab berpisahnya keduanya bukan hanya di dunia namun juga di akhirat (QS. Hud : 81).
Ingat:
– Ciptakan rumah yang senantiasa membawa suasana setiap penghuninya agar selalu berlomba dalam kebaikan. Setiap anggota keluarga berlomba dan tolong menolong dalam kebaikan.
3.Keluarga Asiyah
a. Keluarga yang didominasi kejahatan suami b. Tidak ada peran sinergis antara suami dan istri
c. Istri beriman yang selalu terdzalimi
d. Istri yang banyak berkorban untuk menyelamatkan generasi
e. Istri yang istiqamah disiksa hingga akhir hayat. Asiyah adalah istri yang beriman dan shalih luar biasa.
Asiyah bertahan dalam rumah tangganya demi mendidik Musa dan melindungi keselamatan Musa. Musa terjaga fitrahnya karena ketegaran seorang ibu dalam keshalihannya.
Keshalihan istri adalah dengan mengokohkan diri dari sebesar apapun ujian yang dihadapinya. Karena sifat seorang ibu dapat menurun kepada anak bahkan melalui ASI ibu tersebut.
Sabar, ikhlas, dan istiqomah adalah modal kita sebagai seorang istri. Kunci seorang ibu agar dapat merasakan nikmat besar di surga adalah dengan bersabar dalam mendidik anak-anaknya.
Catatan Ustazah Catatan Ustazah Dr. Aan Rohanah Lc., M.Ag di akun instagramnya @aanrohanah_16