ChanelMuslim.com – Seperti apa relasi buku dan guru? Ia seperti dua sisi dari mata uang yang sama. Seperti darah dan daging. Tidak bisa dipisahkan. Dalam proses belajar mengajar, buku dan guru wajib ada.
Guru akan mengalami kesulitan jika tidak memiliki buku. Bicaranya pun tidak terarah jika tanpa buku. Buku tidak ada maknanya jika tidak disampaikan oleh seorang guru. Buku hanyalah kumpulan halaman.
Pentingnya Buku dan Guru
Menjadi ‘hidup’ ketika seorang guru menjelaskan isi buku. Buku adalah raga. Guru adalah jiwanya. Bisa juga buku adalah jiwa dan guru adalah raga. Tergantung. Jika keduanya sudah ‘soulmate’ maka keduanya menjadi jiwa dan raga dalam belajar.
Demikianlah buku dan guru, diibaratkan dengan Al-Qur’an dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Al-Qur’an adalah kitab suci. Firman Allah. Pedoman hidup manusia.
Rasululullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah utusan Allah. Beliau adalah Guru yang menjelaskan isi kitab suci. Kalimatnya, ucapannya, perilakunya, dan sikapnya (para ulama menyebut) sebagai ‘Al-Hadits’.
Baca juga: Keluarga Itu Amanah, Jangan Disia-siakan
Aisyah ra berkata, ”Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an.”
Hadits merupakan sumber rujukan kedua setelah Al-Qur’an. Al-Qur’an dan Hadits tidak dapat dipisahkan. Seorang muslim dalam beribadah merujuk kepada Al-Qur’an dan Hadits. Baru setelah itu sumber rujukan lainnya.
Jika seorang muslim hanya merujuk kepada Al-Qur’an tanpa melihat haditsnya, sangat mungkin terjadi salah tafsir atau melampaui batas. Apabila hanya melihat hadits tanpa merujuk kepada Al-Qur’an juga bisa berakibat fatal.
Dalam ilmu periwayatan hadits terdapat kategorisasi derajat hadits: shahih, dha’if, hingga maudhu’. Matan hadits tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an.
Jika seseorang belajar kepada guru tanpa buku, bisa terjadi seperti ini, ‘pokoknya apa kata guru’. Meski guru salah, murid tetap saja patuh tanpa koreksi. Belajar Al-Qur’an harus dengan guru.
Meskipun sekarang era serba gadget tetaplah baca buku (cetak). Baca buku membuat otak lebih sehat. Inilah di antara hikmah mengapa para ulama membukukan hadits, menulis kitab, dan mengapa ayat-ayat Al-Qur’an ditulis dalam mushaf. Dan Ayat pertama yang turun adalah ‘IQRA’ (bacalah).
Wallahu a’lam.
Catatan Ustazah Wirianingsih di akun Instagramnya @wiwirianingsih pada Sabtu, 27 November 2021.
[Wnd]