ChanelMuslim.com- Semua langkah itu selalu ada dua kemungkinan: sukses atau gagal. Termasuk juga langkah menuju pernikahan melalui ta’aruf Islami.
Karena itu, butuh cara dan tips agar langkah melalui ta’aruf Islami ini bisa sukses. Berikut ini di antaranya.
Satu, tanamkan niat mencari ridha Allah subhanahu wata’ala.
Inilah niat utama calon suami atau istri. Tujuan langkahnya bukan sekadar nyari istri atau suami. Tapi, nyari ridha Allah.
Karena nyari ridha Allah itulah ia bersikeras untuk melalui cara Islami. Cara yang tentunya diridhai Allah subhanahu wata’ala. Karena nggak mungkin mau nyari ridha Allah, tapi caranya dengan yang Ia murkai.
Cara ta’aruf Islami ini akan menghindarkan diri dari terjerumus zina dan dosa. Allah berfirman, jangan dekati zina. Yaitu, segala hal yang bisa mengantarkan orang terjerumus zina.
Dua, cari perantara yang soleh dan amanah.
Perantara itu bagian penting dari ta’aruf Islami. Ia ibarat wasit yang mengatur jalannya pertandingan. Tanpa wasit, pertandingan bisa ngawur, kacau, dan amburadul.
Perantara yang terbaik adalah yang paham agama. Yang ia terapkan persis seperti yang dituntun ajaran Islam.
Selain paham agama, ia juga bisa dipercaya. Jangan sampai data dan info tentang sang calon bocor kemana-mana.
Perantara bisa siapa saja. Bisa orang tua, kerabat, guru ngaji, atau teman. Yang penting memenuhi kriteria itu.
Tiga, cermati biodata sang calon sebelum dipertemukan perantara.
Setelah mengajukan proposal, perantara biasanya akan memberikan biodata sang calon. Mungkin juga termasuk foto si dia.
Tapi, cermati isi biodata itu sebaik-baiknya. Kalau dirasa ada yang kurang, bisa minta kejelasan ke perantara.
Jangan terlalu terpesona dengan foto. Karena foto tidak menggambarkan seratus persen keadaan sebenarnya. Bisa lebih baik, bisa juga sebaliknya.
Empat, sepakati pertemuan dari tiga belah pihak.
Pertemuan sebaiknya dilakukan dengan tenang, tidak terburu-buru, dan dalam suasana yang nyaman. Karena itu, waktu dan tempat pertemuan disepakati dengan baik oleh calon suami, calon istri, dan perantara.
Sebaiknya tidak melalukan pertemuan di tempat umum. Seperti di restoran, masjid, taman warga, apalagi stasiun kereta. Mungkin lebih baik di rumah seseorang. Bisa di rumah perantara, atau di rumah calon istri.
Lima, perhatikan kesolehannya, bukan penampilannya.
Saat pertemuan berlangsung, sebaiknya yang dicermati kesolehannya. Bukan penampilannya. Karena penampilan bisa diolah atau dimanipulasi.
Salah satu tentang kesolehan yang bisa ditangkap adalah bagaimana gerak-gerik cara dia memandang, berbicara, dan bersikap. Kalau pandangannya “liar” bisa ditebak seperti apa tingkat kesolehannya.
Enam, boleh juga untuk mengajukan pertemuan ulang karena ada yang belum jelas.
Jika dirasa masih ada yang belum jelas, tidak ada salahnya mengajukan ke perantara untuk mengadakan pertemuan kedua, ketiga, atau seterusnya. Tentu, masih tetap bersama perantara, bukan backstreet.
Tujuh, berikan keputusan secepatnya.
Ta’aruf ini bukan proses final. Calon suami atau istri bisa memberikan keputusan pribadi. Tentu setelah melakukan perenungan dan istikharah.
Kalau oke, bisa dilanjutkan dengan proses selanjutnya. Dan kalau cukup, bisa disudahi sampai di situ. Setelah keputusan gagal misalnya, jangan mengumbar data sang calon. Cukup dirahasiakan saja.
Delapan, selalu berdoa untuk yang terbaik.
Doa adalah senjata seorang mukmin. Inilah cara kita untuk memperoleh kemudahan dari Allah. Bagi Allah, tak ada yang sulit. Meskipun, kita melihatnya sulit dan tak mungkin. [Mh]