ChanelMuslim.com – Dalam beberapa tahun pertama kehidupan, perilaku anak-anak banyak dikontrol dan diarahkan oleh orang lain seperti orangtua, kakak, kakek, nenek, guru dan lainnya.
Ketika usia bertambah, kebanyakan dari mereka semakin mampu mengontrol dan mengarahkan kehidupannya sendiri. Untuk itulah penting kita mempersiapkan anak untuk menghadapi masa depannya sendiri.
Baca juga: Mempersiapkan Anak Menghadapi Ujian Sekolah
Mereka semakin mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan-tujuan yang ingin mereka capai dalam kehidupan mereka sendiri.
Tidak hanya itu, mereka juga mampu mengarahkan dan memonitor diri mereka sendiri dalam usahanya mencapai tujuan-tujan yang mereka kejar.
Namun adakalanya Ayah Bunda mendapati ananda belum siap untuk mengepakan sayapnya sendiri. Misalnya mereka belum bisa menentukan prioritas dalam kegiatan sehari-hari.
Mereka masih sulit menentukan mana dahulu yang dikerjakan. Alih-alih mengerjakan tugas sekolah dan rumah, mereka malah menangis.
Sebelum mampu mengontrol dan mengarahkan diri mereka sendiri, Ayah Bunda mempunyai peran penting untuk mempersiapkan ananda ke arah itu.
Keterlibatan Ayah Bunda dalam hal ini sangatlah penting agar anak mempunyai pijakan yang kokoh ketika mereka harus berhadapan dengan dunia sesungguhnya. Sekurangnya ada tiga hal yang dipersiapkan Ayah Bunda,
Mengenalkan Allah kepada ananda
Ini adalah pilar yang paling utama dalam mempersiapkan anak menjadi dewasa. Sayangnya kita sering mengenalkan Allah dengan cara-cara yang menakutkan.
Misalnya dengan menyematkan kata dosa pada Allah. “Jangan berbohong, Allah nggak suka. Itu dosa!” kalimat seperti ini malah membuat anak semakin tidak mau mengenal Allah. Padahal di dalam 99 Asma Allah kesemuanya tentang kebaikan.
Mari kita renungkan ajaran Rasulullah kepada Abu Abbas Abdullah bin Abbas Radhiyallahu anhu.
“Wahai anakku, sesungguhnya aku akan mengajarkanmu beberapa kata ini sebagai nasehat buatmu. Jagalah hak-hak Allah, niscaya Allah pasti akan menjagamu. Jagalah dirimu dari berbuat dosa terhadap Allah, niscaya Allah akan berada di hadapanmu.
Apabila engkau menginginkan sesuatu, mintalah kepada Allah. Dan apabila engkau menginginkan pertolongan, mintalah pertolongan pada Allah.
Ketahuilah bahwa apabila seluruh ummat manusia berkumpul untuk memberi manfaat padamu, mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali apa yang telah dituliskan oleh Allah di dalam takdirmu itu.
Juga sebaliknya, apabila mereka berkumpul untuk mencelakai dirimu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakaimu sedikit pun kecuali atas kehendak Allah. Pena telah diangkat dan lembaran takdir telah kering.” (HR. At-Tirmidzi).
Dalam riwayat lain disebutkan, “Jagalah hak-hak Allah, niscaya engkau akan mendapatkan Dia ada di hadapanmu. Kenalilah Allah ketika engkau berada dalam kelapangan, niscaya Allah pun akan mengingatmu ketika engkau berada dalam kesempitan.
Ketahuilah bahwa segala sesuatu yang salah dalam dirimu tidak mesti engkau langsung mendapatkan hukuman-Nya.
Dan juga apa-apa yang menimpa dirimu dalam bentuk musibah atau hukuman tidak berarti disebabkan oleh kesalahanmu.
Ketahuilah bahwa pertolongan itu akan datang ketika engkau berada dalam kesabaran, dan bersama kesempitan akan ada kelapangan. Juga bersama kesulitan akan ada kemudahan.”
Dengan perkataan ini, Rasulullah mengajarkan kepada kita bagaimana caranya berbicara dengan anak saat mengenalkan Allah.
Dalam hadits di atas Rasulullah mengajarkan bahwa tidak ada penolong kecuali Allah Yang Maha Kuasa; Allah yang senantiasa membalas setiap kebaikan. Tidak ada tempat meminta kecuali Allah.
Tidak ada tempat bergantung kecuali Allah. Dan itu semua menunjukkan kepada anak bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah.
Mengajari ananda untuk meneladani rasulullah dan para sahabat
Dalam perjalanan hidup Rasulullah dan para sahabat terhampar banyak hikmah yang bisa menjadi teladan untuk anak. Yang perlu diajarkan kepada Ananda adalah bagaimana keseharian Rasulullah dan para sahabat.
Karena ananda perlu mempunyai model yang dapat mereka contoh. Ada sekita 2000 sahabat yang bisa kita jadikan model untuk ananda.
Ada Abu bakar Ashishidiq yang mengajarkan kelembutan. Ada Umar bin Khaththab yang mengajarkan keberanian dan ketegasan.
Ada Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf yang mengajarkan tentang bisnis dan perdagangan. Dan masih banyak sahabat yang lain yang tak kalah menariknya.
Menjadi panutan nyata bagi Ananda
Ayah Bunda sebagai sosok yang paling dekat dengan Ananda, merupakan rule model yang paling nyata. Ayah Bunda akan menjadi salah satu unsur penting yang mampu memotivasi kehidupan Ananda.
Setiap ucapan dan tindakan Ayah Bunda akan terekam dalam memori Ananda dan akan mempengaruhi prilaku dan segala keputusan serta tindakannya kelak.
Dalam mempersiapkan Ananda menuju tangga yang lebih tinggi ada hal yang Ayah Bunda harus ingat. Baik tidaknya perkembangan ananda berbanding lurus dengan hubungan Ayah Bunda kepada Allah.
Karena hanya kepada Allah kita menyerahkan takdir anak-anak kita. Semoga ananda menjadi anak-anak yang sholeh dan qurrata’ayun.[ah/ind]