KULTUM setelah Tarawih, bid’ah? Terkait spirit beribadah di bulan Ramadan ini, ada sebagian ustaz yang menyatakan kajian kultum bada isya sebelum tarawih atau kultum bada subuh adalah Bid’ah.
Bagaimana dengan pendapat tersebut Ustaz? Mohon pencerahan karena membuat pengurus/takmir yang mengadakan kegiatan tersebut jadi ragu-ragu dan galau. Terima kasih sebelumnya.
Ustaz Farid Nu’man Hasan menjawab mengenai permasalahan ini yaitu sebagai berikut.
Kultum tarawih, selama tidak dianggap kewajiban, atau tidak dianggap sebagai sunnah tarawih, dan tidak dianggap sebagai bagian dari shalat tarawih, itu tidak apa-apa.
Itu bukan bid’ah, sebagaimana dikatakan para ulama.
Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid menjelaskan:
الدرس الذي يلقيه بعض الأئمة والوعاظ بين ركعات صلاة التراويح لا بأس به إن شاء الله ، والأحسن أن لا يداوَم عليه ، خشية يعتقد الناس أنه جزء من الصلاة ، وخشية من اعتقادهم وجوبه حتى إنهم قد ينكرون على من لم يفعله .
Kajian yang dilakukan sebagian imam dan juru nasihat di antara rakaat tarawih TIDAK APA-APA, Insya Allah.
Namun sebaiknya tidak rutin, khawatir orang-orang meyakini sebagai bagian dari shalat, dan mereka meyakini wajib, lalu mereka mengingkari yang tidak melakukannya.
(Al Islam Su’aal Wa Jawaab no. 38025)
Baca Juga: Tarawih Syiar Istimewa
Hukum Kultum setelah Tarawih
Dalam Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyah, yg diasuh Syaikh Abdullah Al Faqih menanggapi tentang kultum tarawih:
استحسن كثيرٌ من أهل العلم وطلبته أن يُجمعوا على موعظةٍ يكونُ فيها ترقيقٌ لقلوبهم، وأمرٌ لهم بالمعروف ونهيٌ عن المنكر، وبخاصة مع كثرةِ الجمع وتهيؤ الناس للفهم والقبول لما يغشاهم من بركات رمضان، ونحنُ لا نرى حرجاً في فعل هذه الموعظة
لما فيها من المصالح الراجحة، كتعليم الجموع الكثيرة التي قد لا يتأتى اجتماعها في غيرِ هذا الوقت ، وتقليلِ صخبهم وتشويشهم أثناء الترويحة، لكن ينبغي أن تترك أحياناً خشيةَ أن يعتقد الناسُ أنها من السنة.
Para ulama dan penuntut ilmu memandang baik mereka berkumpul dalam rangka mendengarkan nasihat yang dapat melembutkan hati mereka, amar ma’ruf nahi munkar bagi mereka, khususnya lagi di majelis ini banyak yang berkumpul, dan dalam keadaan siap memahami dan menerima keberkahan Ramadan,
menurut kami, ini TIDAK APA-APA karena di dalamnya terdapat maslahat yang kuat seperti memberikan pengajaran dalam jumlah jamaah yang banyak yang biasanya belum tentu mereka datangi di waktu selain ini.
Ini juga meminimalisasi kebisingan saat tarawih, tapi sebaiknya kadang-kadang ini ditinggalkan agar orang tidak meyakini ini sebagai sunnah. (Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyah, no. 112568)
Jika kekhawatiran itu tidak terjadi, manusia sudah tahu itu bukan wajib dan mereka tahu itu bukan bagian dari shalat, maka tidak apa rutin, sebab kekhawatiran tersebut sudah lenyap.
Akan tetapi, jika masih ada kekhawatiran tersebut, maka sebaiknya tidak dibuat rutin.
Masalah ini tidak beda dengan kajian rutin setelah zuhur dan subuh, yang rutin dilakukan di banyak masjid dan perkantoran.
Mereka menganggap itu bukan wajib dan bukan bagian dari shalat. Itu pemanfaatan momentum saja, bukan menganggap sebagai bagian dari shalat dan bukan pula menganggapnya kewajibannya.
Pembid’ahan terhadap kultum tarawih sama juga membid’ahkan kajian-kajian setelah shalat lainnya.
Semoga Allah Ta’ala lindungi kita sikap gampang membid’ahkan.
Demikian. Wallahu a’lam. Semoga penjelasan mengenai hukum kultum setelah tarawih ini menambah wawasan Sahabat Muslim.[ind]