• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Sabtu, 10 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Syariah

Bangun Subuh Kesiangan, Apakah Tetap Lanjut Puasa

Maret 15, 2025
in Syariah, Unggulan
Bangun Subuh Kesiangan, Apakah Tetap Lanjut Puasa

(foto: pixabay)

72
SHARES
550
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

BANGUN subuh kesiangan, apakah boleh melanjutkan puasa? +62 852-1547-xxxx: Assalamu’alaikum. Mohon maaf ustaz ingin bertanya, apabila ketiduran lalu bangun ketika adzan subuh kemudian baru membaca niat puasa pada saat bangun.

Pada kondisi demikian apakah puasanya tetap sah? Apa yang perlu dilakukan? Mohon pencerahannya. Terima kasih.

Baca juga: Hukum Shalat Subuh jika Bangun Kesiangan

Bangun Subuh Kesiangan, Apakah Tetap Lanjut Puasa

Ustaz Farid Nu’man Hasan menjawab pertanyaan ini sebagai berikut.

Wa’alaikumsalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Bismillahirrahmanirrahim..

Persoalan ini kita bagi dalam dua tema:

1. Puasa Sunnah

Jika itu terjadinya pada puasa SUNNAH, maka lanjutkan saja puasanya, sama sekali tidak masalah. Sebab, puasa sunah menurut mayoritas ulama boleh niat setelah subuh, kecuali Malikiyah yang mengatakan wajib niat sebelum subuh baik puasa wajib dan sunah.

Dalilnya:

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ
قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ يَا عَائِشَةُ هَلْ عِنْدَكُمْ شَيْءٌ قَالَتْ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عِنْدَنَا شَيْءٌ قَالَ فَإِنِّي صَائِمٌ

Dari Aisyah Radliallahu ‘anha, ia berkata; Pada suatu hari, Rasulullah ﷺ bertanya kepadaku:

“Wahai Aisyah, apakah kamu mempunyai makanan?”

Aisyah menjawab, “Tidak, ya Rasulullah.” Beliau bersabda: “Kalau begitu, aku akan berpuasa.” (HR. Muslim no. 1154)

Hadits ini menunjukkan Rasulullah ﷺ berpuasa walau niat puasanya dia lakukan sudah pagi hari melewati subuh.

Imam Muslim membuat bab berjudul:

باب جواز صوم النافلة بنية من النهار قبل الزوال

Bab Bolehnya Shaum Sunnah dengan Niat di Siang hari sebelum matahari tergelincir

Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:

وفيه دليل لمذهب الجمهور أن صوم النافلة يجوز بنية في النهار قبل زوال الشمس

Dalam hadits ini merupakan dalil bagi madzhab mayoritas, bahwa bolehnya shaum sunnah dengan niat di siang hari sebelum tergelincir matahari (zhuhur). (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 8/35)

2. Puasa Wajib

Untuk puasa wajib, maka diperdebatkan apakah boleh dan sah berniat setelah subuh. Mayoritas mengatakan niat puasa wajib adalah sebelum subuh, jika lewat maka tidak sah, kecuali mazhab Hanafi yang mengatakan boleh setelah subuh.

Dalam Bidayatul Mujtahid, Imam Ibnu Rusyd merinci sbb:

– Imam Malik mengatakan niat itu mesti SEBELUM subuh, baik puasa wajib atau puasa Sunnah.

– Imam Asy Syafi’i mengatakan niat itu SEBELUM subuh jika puasa wajib, dan tetap sah jika setelah subuh bagi puasa Sunnah.

– Imam Abu Hanifah mengatakan setelah Subuh tetap sah baik puasa wajib atau Sunnah. (Imam Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Hal. 266)

Dalam Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah:

وَفَرَّقَ الشَّافِعِيَّةُ وَالْحَنَابِلَةُ بَيْنَ الْفَرْضِ وَالنَّفَل، فَاشْتَرَطُوا لِلْفَرْضِ التَّبْيِيتَ لِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ لَمْ يُجَمِّعِ الصِّيَامَ قَبْل الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ وَأَمَّا النَّفَل فَاتَّفَقُوا عَلَى صِحَّةِ صَوْمِهِ بِنِيَّةٍ قَبْل الزَّوَال، لِحَدِيثِ عَائِشَةَ أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال لِعَائِشَةَ يَوْمًا: هَل عِنْدَكُمْ شَيْءٌ؟ قَالَتْ: لاَ. قَال: فَإِنِّي إِذَنْ أَصُومُ

Syafi’iyyah dan Hambaliyah membedakan antara wajib dan sunah, mereka mensyaratkan untuk shaum wajib adalah masih kisaran malam hari. Hal ini berdasarkan hadits: “Barangsiapa yang belum meniatkan puasa di malam hari maka tidak ada puasa baginya.”

Untuk shaum Sunnah mereka sepakat boleh sampai sebelum zawwal (zhuhur). Berdasarkan hadits Aisyah, bahwa Nabi ﷺ bertanya kepada Aisyah di pagi hari: “Apakah kamu ada makanan?” Aisyah menjawab: “Tidak.” Nabi ﷺ menjawab: “Kalau gitu saya Berpuasa.” (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 10/15)

Hadits yang berbunyi: “Barang siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya” adalah shahih, diriwayatkan oleh At Tirmidzi, Abu Daud, dll. Ini menunjukkan kewajiban niat sebelum subuh.

Jadi, menurut umumnya ulama, dengan dalil hadits di atas, menunjukkan untuk kasus yang ditanyakan adalah puasa orang tersebut tidak sah jika dia bangun kesiangan melewati subuh dan belum niat sama sekali untuk berpuasa sejak malam sampai sebelum subuh.

Dia harus ganti di hari lainnya. Kecuali mazhab Hanafi yang mengatakan tetap sah puasanya walau baru niat setelah subuh. Pendapat mayoritas adalah pendapat yang lebih kuat dengan mengolah semua dalil yang ada.

Demikian. Wallahu a’lam.

Wa Shalallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘Ala Aalihi wa Shahbihi wa Sallam.[ind]

Tags: Apakah Tetap Lanjut PuasaBangun Subuh Kesiangan
Previous Post

Kecuali Pengantin Baru, Suami Istri Tetap Boleh Bercumbu Saat Puasa

Next Post

SMART 171 dan BKSAP DPR RI Gelar Media Gathering Satukan Langkah Bantu Palestina

Next Post
SMART 171 dan BKSAP DPR RI Gelar Media Gathering Satukan Langkah Bantu Palestina

SMART 171 dan BKSAP DPR RI Gelar Media Gathering Satukan Langkah Bantu Palestina

Diskusi Peringatan Hari Lawan Islamofobia 15 Maret 2025: Membangun Kesadaran dan Gerakan Anti Islamofobia

Diskusi Peringatan Hari Lawan Islamofobia 15 Maret 2025: Membangun Kesadaran dan Gerakan Anti Islamofobia

APBN Januari 2025 Defisit Rp23,5 triliun

APBN Januari 2025 Defisit Rp23,5 triliun

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga