SETIAP orang mempunyai cara menabung untuk umroh, tapi kisah ini unik karena mengajarkan kita mempunyai tabungan di langit agar umroh kita terkabul.
Fitra Wilis Marsil menulis dalam laman FB-nya beberapa kisah menabung di langit yang dilakukan beberapa orang. Kisah-kisah ini menginspirasi kita bagaimana keajaiban sebuah tekad akan dapat mewujud.
“Alhamdulillah, aku udah di Jeddah, ini bersiap menuju Madinah, doakan lancar ya, Mba Fitra,” tulisnya di WA yang baru kubaca tadi pagi.
Aku terharu, sangat!
Kisah beliau menurutku layak dibagikan karena sarat inspirasi.
Aku lupa kapan mulai berteman dengannya, yang kuingat, sekitar Maret 2018, dia WA minta izin ngeprint tulisanku yang berjudul “Sahabat, Berumrohlah!”.
Itu salah satu tulisan yang viral, dibagikan belasan ribu orang kala itu.
Aku banyak mendapatkan WA dan inbox positif atas tulisan itu. Alhamdulillah.
Tapi teman satu ini punya tempat istimewa di hati, setiap tulisanku terkait ibadah umroh, termasuk soal perlengkapan yang dibawa umroh semua dia print.
“Kubaca berulang-ulang, biar makin semangat menabung,” alasannya.
Dia, single 36 tahun, adalah guru honor sebuah SMP swasta. Menanggung biaya sekolah 2 ponakannya yang yatim.
Gajinya sebagai guru sekolah dan guru bimbel sekitar 3 juta. Itu yang dia ceritakan ke aku, waktu dia menanyakan butuh dana berapa buat buka rekening mabrur di bank syariah.
Dan dia punya cara menabung yang unik.
Cara Menabung untuk Umroh Lewat Tabungan Langit
“Aku ikut DikLat, dikasih uang saku 400ribu. Aku titip separoh buat anak asuh yatim ya Mba, kuniatkan ini sebagai tabungan umrohku, semoga Allah ridho,” tulisnya saat mengirim bukti transfer.
Dan kalimat ini enggak sekali dua kali dia tulis. Sering.
Pernah di pertengahan puasa dia dikasih THR sama ortu murid lesnya, dia nitip ke aku buat dibeliin takjil dan nasi dalam kegiatan bulan Ramadan kemarin.
Pernah juga dia transfer lima puluh ribu untuk nasi boks buat dibagiin di hari Jumat. Kadang dia transfer 64 ribu untuk 1 alquran waqaf.
“Semua kuanggap sebagai tabungan buat ongkos umroh, semoga Allah ridho,” tulisnya berulang kali.
Aku menyebut ini caranya menabung di ‘langit’.
Sekitar bulan September 2019, dia cerita ke aku kalau dia udah punya paspor untuk umroh.
“Ada rezeki 500 ribu, mumpung pegang uang dan ada waktu, kubuat aja paspor. Jadi kalo mau umroh, udah enggak mikirin paspor, bikinnya kan antri juga, lagian kan masa pakainya 5 tahun,” katanya.
“Tabungannya udah mulai cukupkah, Mba?” Kepoku.
“Alhamdulillah, tujuh jutaan,” jawabnya.
Dalam hati aku menggumam, PD juga yaa…. masih jauh dari 20 jutaan (standar biaya umroh) tapi udah bikin paspor. Hebat.
Terakhir (sebelum WA hari ini) dia ikut waqaf Alquran buat Maftahul Huda Depok yang kuposting belasan hari lalu, yang mushafnya rusak kebanjiran.
Jadi, dari 138 mushaf yang dikirim ke sana, ada 3 pcs titipan dia.
“Bismillah. Semoga ini jadi penyebab Allah ijabah doaku. Doakan ya Mba, Pengen banget umroh. Semoga dimudahkan, dilancarkan, semoga Allah ridho,” katanya saat mengirimkan bukti transfer 200ribu.
Dan tiba-tiba, tadi malam, dia udah di Jeddah menuju Madinah. Bersiap melabuhkan rindunya pada mesjid Rasulullah. Aku dikepung rasa haru yang teramat sangat, sekaligus rasa penasaran yang hebat.
Aku tanyakan,
Dan dia jawab.
“Ada Ustaz yang memberangkatkan guru ngaji gratis berumroh. Ada jatah gratis buat marbot mesjid juga. Ada jatah gratis buat penyandang disabilitas juga.
Aku ikut bantu-bantu mulai dari tahap seleksi dokumen, survey lapangan, sampai persiapan lain-lainnya,” (pesannya terputus. Sekian jam aku tunggu, baru ada lanjutannya)
“Istri Pak Ustaz tanya ke aku: “ibu pengen umroh? Sudah ada dana berapa?”
Kujawab “udah lama pengen banget. Ini tabunganku”. Kebetulan buku tabungan mabrur memang selalu ada dalam tasku. Aku liatin saldo ke Bu Ustazah,”
“Sisanya aku yang bayarin, ibu lengkapi berkas-berkas administrasi yaa, mudah-mudahan keburu,” itu jawab Bu Ustazah.
“Ya Allah. Aku nangis Mba Fitra. Kaget. Enggak nyangka. Waktunya udah mepet banget, tinggal berapa minggu doang. Besok paginya aku langsung suntik meningitis. Untunglah paspor udah ada, foto juga udah punya pas bikin paspor dulu, jadi enggak repot-repot amat,” tulisnya
“Makanya aku mendadak gini berangkatnya. Tapi insyaa Allah aku udah dua tahun rajin baca-baca tulisan tentang umroh. Suka nonton youtube cara thawaf, dll.
Untuk perlengkapan yang dibawa, aku udah hafal, aku ulang-ulang baca tulisan Mba Fitra dulu. Jadi walau mendadak, insyaa Allah enggak grasak grusuk,” tulisnya lagi.
Baca Juga: Balita Asal Malaysia, Nur Alesha Ammara, Wafat di Tanah Suci Usai Umroh Bersama Kedua Orangtuanya
Membaca chat-nya, tiba-tiba kusadari mataku membasah, pun hatiku. Aku dipeluk sejuta syukur dan haru. Aku dilanda kekaguman, betapa MAHA AGUNGNYA ALLAH.
Aku merinding membaca ulang chat-nya, masyaa Allah, sungguh nyata janji Allah.
Ada dua type yang ingin berumroh. Pertama, yang sekadar pengen-pengen aja. Kedua, yang bener-bener pengen, yang bener-bener mau.
Type kedua ini, biasanya selain istiqomah dalam doa, juga istiqomah dalam usaha. Temenku ini termasuk type yang kedua ini.
Usahanya bahkan ada dua, menabung di bumi dan menabung di langit. Tabungannya masih sepertiga dari biaya umroh yang dia ikuti, tapi Allah kirim jembatan penghubung, untuk mencukupkannya.
Allah memampukan hamba-Nya yang beneran mau.
Maka, kalau kita lihat ada yang berumroh, jangan nyinyir bilang: “Ahh aku mah mending bantu orang yang susah, mending bangun mesjid, mending bantu yatim, daripada maksain umroh yang hanya buat sendiri aja,”
Kita enggak tau…mereka yang berumroh itu adalah mereka yang diam-diam telah menabung duluan untuk umroh di kotak amal mesjid, menabung untuk umroh di tangan anak yatim, menabung untuk umroh di sebuah mushaf Alquran.
Dia menabung dengan caranya. Dan Allah yang Maha Teliti, Maha Melihat, Maha Melipatgandakan balasan kebaikan…mengijabah doa-Nya, dengan cara tak terduga.
Masyaa Allah. Allahuakbar.
JUMUAH MUBAROK, SAHABAT….
Jumat, waktu mustajab buat berdoa, langitkan pinta, semoga kita pun segera ke Baitullah. Aamiin.
Gerbang Mekkah, atau Gerbang Alquran, begitu masuk ke sini, berlaku 100 ribu ganjaran pahala lebih banyak atas setiap amal kebaikan yang dilakukan dibanding amal kebaikan di belahan bumi manapun.
Masyaa Allah. Semoga Allah mengundang kita ke tanah suci-Nya. Aamiin aamiin…[ind]
Tulisan ini sudah tayang di ChanelMuslim pada 23 Januari 2020 dengan judul Menabung di Bumi, Menabung di Langit.