SOLUSI anak yang senang menggigit.
Bunda, Saya memiliki anak laki-laki berusia 2 tahun 2 bulan. Sudah 1 bulan ini anak Saya suka memukul dan menggigit Saya. Yang sudah Saya lakukan memberitahu bahwa itu tidak boleh dilakukan dan Saya alihkan dengan permintaan berpelukan atau cium pipi. Menurut bunda bagaimana sikap yang seharusnya dan kira-kira kenapa anak Saya bisa seperti itu?
Pertanyaan ini telah dijawab oleh Bunda Elly Risman sebagai psikolog spesialis pengasuhan anak.
Yang perlu dipecahkan dahulu adalah kenapa anak melakukan hal tersebut.
Sebagai ibu atau orang tua harus bisa menelusuri ke belakang kejadian atau peristiwa apa yang anak sudah lewati.
Bila tadi disebutkan suka memukul dan menggigit dalam waktu 1 bulan, maka ditelusuri dalam 1 bulan ke belakang peristiwa apa saja yang sudah anak jumpai.
Barangkali ada peristiwa yang membuat anak kecewa, traumatik, tersakiti, sehingga anak ingin membalas hal tersebut.
Kenapa anak membalas dengan menggigit?
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ini juga harus ditelusuri ke belakang, tidak bisa langsung dialihkan kepada pelukan atau cium pipi.
Bisa jadi anak mendapat contoh dari teman bermainnya.
Selain itu jika anak memiliki saudara, hal itu juga bisa jadi memengaruhi.
Jadi tidak hanya dari orang tua saja sebabnya.
Lalu bagaimana menghadapinya sebagai orang tua?
Anak usia 2 tahun perkembangan otaknya belum sempurna, masih sangat sulit untuk menjelaskan sesuatu kepadanya.
Baca juga: Perkembangan Anak Usia 1 Tahun 7 Bulan
Solusi Anak yang Senang Menggigit
Pada usia ini anak masih berusaha berpikir secara konkrit, maka kita juga harus menjelaskan secara konkrit.
Yaitu jelas antara sebab dan akibat yang akan didapatkan.
Menjelaskannya juga harus dengan kalimat yang pendek dan bernada rendah.
Kita sebagai orang tua juga bukan justru membalas perbuatan anak, tapi kita harus menjelaskan untuk meluruskan.
Contoh, “Adik, kalau adik gigit mama, mama jadi sakit. Nih (sambil mengambil tangan anak dengan lembut dan mencontohkan gaya menggigit) sakit engga dek? Sakit kan. Jangan gigit mama. Adik kalau marah bilang ya.”
Dan perasaan lainnya. Misal, “Adik marah?” atau “Adik sedih?”
Pastikan tetap menggunakan kalimat pendek dan nada yang rendah.
Anak berusia 2 tahun masih belum bisa mengekspresikan yang dia rasakan dengan baik.
Maka sebagai orang tua kita ajarkan cara menyalurkan emosi itu dengan menghubungkan antara pengalaman anak dengan cara dia untuk membalas, mengekspresikan emosinya.
Selamat mencoba para orang tua, semoga Allah mudahkan dalam mendidik anak.[Sdz]