ChanelMuslim.com – Saat Anak Tantrum, Ini yang Harus Orang tua Lakukan, oleh: Kiki Barkiah
Berhadapan dengan anak berusia balita, membutuhkan kesabaran tersendiri. Pasalnya, mereka sering tidak dapat memahami pesan yang kita sampaikan. Keterbatasan pola pikirnya membuat Ananda hanya berpikir satu arah.
Mementingkan kepentingan dan keberadaan dirinya, namun belum dapat memahami kepentingan dan keberadaan orang lain. Maka hal yang jauh lebih efektif dibanding memberikan nasihat panjang adalah menata panggung atau mengatur lingkungan agar anak-anak dapat bersikap sesuai dengan yang kita harapkan.
Pada usia dini, mereka masih mengolah informasi secara konkrit melalui panca indra. Oleh karena itu, aturlah lingkungan agar tidak menimbulkan stimulus yang akan memicu respon panca indra mereka.
Sebagai contoh, jika kita tidak ingin anak membeli mainan, maka hindari membawa mereka ke lorong supermarket yang menjajakan mainan. Sebab ketika panca indra mereka menangkap infomasi yang kita ingin hindari, kita cenderung akan kesulitan untuk mengantisipasi akibatnya.
Baca Juga: Tips Menghadapi Anak yang Tantrum di Restoran
Saat Anak Tantrum, Ini yang Harus Orang tua Lakukan
Maka bagaimana bila hal itu telanjur terjadi? Ingatlah bahwa sesungguhnya anak-anak berusia dini sangat mudah dialihkan. Alihkan dengan hal-hal konkrit yang mampu ditangkap oleh pancaindra mereka.
Sebelum mengalihkan perhatian, kita tetap harus memberikan pengertian dengan kalimat yang singkat, padat dan jelas. Meskipun anak membutuhkan proses untuk memahami sebuah alasan, tetapi pembiasaan agar seorang anak melakukan atau tidak melakukan sesuatu dengan alasan, harus tetap kita lakukan.
Setelah itu, segeralah mengalihkan perhatian mereka kepada sesuatu yang akan menarik perhatiannya. Sehingga diharapkan ia tidak terlalu bersedih hati karena keinginan sebelumnya yang tidak dapat dipenuhi. Hindari penipuan dan kebohongan pada saat mengalihkan perhatian anak.
Kita juga dapat memberikan hal yang hampir serupa meski tak sama untuk mengobati kekecewaannya. Namun bila dengan berbagai pertimbangan kita memutuskan untuk memenuhi permintaan mereka, ajarkan mereka untuk meminta dengan cara yang baik atau meminta mereka memperbaiki cara meminta.
Namun, bila orang tua memilih untuk bersikeras menolak keinginannya, maka bersiaplah terhadap konsekuensi yang ditimbulkan dari penolakan tersebut. Tetaplah konsisten dengan pilihan tersebut.
amun bila naluri orang tua merasakan bahwa akan ada masalah besar yang ditimbulkan ketika kita langsung menolak keinginan anak, maka hindarilah sikap penolakan tersebut sedari awal.
Jangan sampai kita bersikap tidak konsisten, memilih menolak lalu kemudian luluh ketika seorang anak melakukan perlawanan yang sangat agresif sebagai wujud frustasinya. Karena dikhawatirkan hal ini akan menjadi senjata bagi mereka di kemudian hari untuk mendapatkan hal-hal yang mereka inginkan.
Untuk mengurangi respon negatif saat kita melarang atau menolak keinginan balita, kita juga dapat mempersiapkan alternatif pilihan sebelum melakukan penolakan. Sehingga kekecewaan mereka segera terobati dengan tawaran lain yang kita berikan.[ind]