ChanelMuslim.com – Makanan cepat saji dan makanan olahan tinggi seringkali mengandung banyak lemak jenuh, gula, garam, dan kalori serta rendah nutrisi sehat. Semua itu tidak seharusnya ada pada makanan bayi.
Secara umum, semakin banyak makanan dimodifikasi dari bentuk asalnya dan semakin panjang daftar bahan makanan maka ia disebut dengan makanan olahan.
Dilansir dari baby center, ahli diet dan penulis Go Green, Get Lean, Kate Geagan mengatakan “Semakin banyak makanan diproses, semakin banyak nilai gizi yang cenderung turun, dan semakin banyak kandungan gula, garam, dan lemaknya.”
Baca Juga: Makanan yang Harus Dihindari Bayi
Bahaya Makanan Cepat Saji dan Makanan Olahan Untuk Bayi
Periksa label nutrisi pada kemasan saat memilih makanan bayi. Makanan bayi terbaik memiliki sedikit bahan dan tanpa tambahan garam, gula, atau tepung yang dimodifikasi.
Makanan siap saji ditujukan untuk anak yang lebih besar dan orang dewasa, dan bukanlah pilihan terbaik untuk bayi. “Mereka mengandung terlalu banyak natrium,” kata ahli diet Eileen Behan.
Namun, ada makanan instan untuk bayi yang tersedia di pasaran saat ini telah difortifikasi zat gizi seperti vitamin, DHA, omega 3 dan mineral, sesuai kebutuhan makanan bayi.
Makanan instan dapat dipilih saat Bunda membutuhkan makanan pendamping ASI (MPASI) yang praktis saat bepergian.
Namun menurut ayahbunda.co.id, pemberian makanan bayi instan bila dilakukan rutin dan terus menerus, membuat bayi tidak mengenal menu keluarga sebenarnya, yaitu makanan segar yang dimasak untuk disajikan di rumah.
Selain itu, bayi kehilangan kesempatan untuk mengenal cita rasa asli makanan, sebab kebanyakan makanan bayi instan adalah makanan campuran yang diolah bersamaan.
Penggunaan makanan bayi instan secara terus-menerus musti memperhatikan hal-hal berikut
- Pilih produsen makanan bayi yang bonafid.
- Perhatikan keutuhan kemasan makanan dan tanggal kadaluwarsa.
- Cermati keragaman bahan makanan. Pastikan dari MPASI instan bayi tetap mendapat variasi makanan seperti aneka tepung (tepung beras putih, tepung beras merah, tepung maizena, tepung jagung), buah-buahan (apel, pisang, aprikot, avokad), sayur-sayuran (wortel, bayam, kentang, labu, tomat), dan aneka produk hewani (ayam, daging, ikan).
- Cermati kadar garam MPASI instan -di label kemasan biasanya ditulis “natrium” atau “sodium”- kadar gula, dan zat-zat gizi yang difortifikasi ke dalam MPASI instan. [Ln]