BUNDA dan Ayah mungkin bingung dengan alasan bayi atau balita yang suka memukul atau membenturkan kepalanya sendiri dengan sengaja.
Memukul atau membenturkan kepala sendiri ini merupakan perilaku umum yang digunakan beberapa anak untuk menghibur diri dan merangsang diri sendiri.
Meskipun mungkin terlihat mengkhawatirkan, namun sebenarnya ini tidak perlu dikhawatirkan.
Dilansir dari Baby Center, sebanyak 20 persen bayi dan balita membenturkan kepala dengan sengaja. Anak laki-laki lebih cenderung melakukannya daripada anak perempuan, meskipun tidak jelas mengapa.
Membenturkan kepala sering dimulai sekitar 6 bulan dan puncaknya antara 18 dan 24 bulan.
Kebiasaan membenturkan kepala sendiri dapat berlangsung selama beberapa bulan atau tahun, meskipun sebagian besar dapat mengatasinya pada usia 5 tahun.
Membenturkan kepala biasanya terjadi saat bayi tidur siang, tidur di malam hari, atau segera setelah bangun tidur.
Membenturkan kepala juga bisa terjadi di siang hari sebagai cara bayi berkomunikasi dengan orangtua bahwa mereka kesal, frustrasi, atau kesakitan.
Baca Juga: Kenali Penyebab Katarak Pada Bayi
Alasan Bayi dan Balita Membenturkan Kepalanya dengan Sengaja
Alasan Bayi Membenturkan Kepalanya
Para ahli berspekulasi bahwa gerakan bolak-balik yang berirama dari membenturkan kepala dapat menenangkan bayi dan membantu mereka tertidur.
Bayi mungkin juga membenturkan kepalanya untuk mengalihkan perhatiannya dari rasa sakit jika mereka sedang tumbuh gigi atau mengalami infeksi telinga, misalnya.
Alasan Balita Membenturkan Kepalanya
Kenyamanan Diri
Meski terdengar aneh, kebanyakan balita yang melakukan perilaku ini untuk bersantai.
Mereka membenturkan kepala mereka secara berirama saat mereka tertidur, ketika mereka bangun di tengah malam, atau bahkan saat tidur.
Pakar perkembangan percaya bahwa gerakan berirama, seperti mengayunkan kursi, dapat membantu anak menenangkan diri.
Meredakan Rasa Sakit
Balita mungkin juga membenturkan kepalanya jika mereka kesakitan karena tumbuh gigi atau infeksi telinga, misalnya.
Membenturkan kepala tampaknya membantu anak-anak merasa lebih baik, mungkin dengan mengalihkan perhatian mereka dari ketidaknyamanan di mulut atau telinga mereka.
Frustrasi
Jika anak membenturkan kepalanya saat tantrum, mereka mungkin mencoba melampiaskan emosi yang kuat.
Mereka belum belajar mengungkapkan perasaan mereka melalui kata-kata, jadi mereka menggunakan tindakan fisik.
Dan lagi, mereka mungkin menghibur diri mereka sendiri selama peristiwa yang sangat menegangkan ini.
Mencari Perhatian
Seperti berteriak, membenturkan kepala terus-menerus juga bisa menjadi cara si kecil untuk mendapatkan perhatian.
Dapat dimaklumi, Bunda dan Ayah mungkin cenderung menjadi perhatian ketika melihat anak melakukan sesuatu yang tampak merusak diri sendiri.
Mereka kadang suka ketika meributkan perilaku mereka, mereka mungkin terus membenturkan kepala untuk mendapatkan perhatian yang mereka inginkan.
Masalah Perkembangan
Membenturkan kepala dapat dikaitkan dengan autisme dan gangguan perkembangan lainnya, tetapi dalam sebagian besar kasus ini, itu hanya salah satu dari banyak tanda bahaya perilaku.
Jarang sekali membenturkan kepala saja menandakan masalah serius.
Oleh karena itu Bunda dan Ayah harus lebih perhatian kepadanya supaya si kecil tidak melukai dirinya sendiri dengan memukul atau membenturkan kepalanya dengan sengaja. [Ln]