BAGAIMANA cara memilih daging yang layak dikonsumsi? Berdasarkan Permentan No. 413 tahun 1992, daging ASUH adalah daging yang memenuhi persyaratan aman, sehat, utuh, dan halal.
Aman artinya tidak mengandung zat-zat yang membahayakan kesehatan manusia, seperti jasad renik penyebab penyakit, racun, residu antibiotika, pestisida, logam berat, kerikil, pecahan kaca, rambut, bulu, dan benda lain tidak lazim.
Sehat artinya daging berasal dari hewan yang tidak sehat, tidak mengandung kuman penyebab penyakit maupun racun yang membahayakan kesehatan konsumen.
Utuh artinya daging berasal dari satu jenis hewan secara keseluruhan, tidak dipalsukan dengan daging jenis lain dan teriris secara rapi tidak tercabik-cabik.
Halal, menyangkut cara penyembelihan hewan penghasil daging. Hewan harus mati disembelih dengan tatacara penyembelihan yang benar sesuai dengan kesejahteraan hewan dan aturan agama.
Daging sehat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
– Berwarna segar, sesuai dengan warna jenis dagingnya
– Beraroma khas, sesuai dengan aroma jenis dagingnya
– kenyal alami (Hadiwiyono, 1983)
Baca Juga: Larangan Memberi Upah Penjagal dari Daging Qurban
Cara memilih daging sehat yang layak dikonsumsi
Jika membeli daging segar di tempat penjualan daging atau di pasar, maka hal berikut perlu diperhatikan.
1. Pilihlah daging yang warnanya merah segar, sesuai dengan jenis dagingnya. Hindari memilih daging yang warnanya sudah berubah, misalnya warnanya menjadi merah karena perdarahan, abu-abu, hijau atau biru.
2. Pilihlah daging yang beraroma segar, tidak anyir, atau busuk.
3. Pilihlah daging yang kenyal alami. Caranya: tekan sebentar daging dengan telunjuk lalu lepaskan. Daging yang baik akan segera kembali ke posisi semula kecuali daging yang sudah di-es-kan.
Hindari memilih daging yang lengket di tangan sewaktu ditekan dengan telunjuk, bergetah dan yang permukaannya seolah-olah berlumpur, sebab daging yang demikian telah mengalami kerusakan dan tidak sehat untuk dikonsumsi.
Cara penanganan daging yang benar meliputi sebagai berikut.
1. Memisahkan daging dengan jeroan
2. Tidak mencampur satu jenis daging dengan jenis daging lain
3. Tidak menempatkan daging di satu tempat dengan bahan lain, misalnya sayuran, bumbu, atau benda lainnya tanpa pembatas, agar tidak terjadi kontaminasi silang.
4. Pergunakan peralatan khusus untuk daging, yang tidak dipakai untuk penanganan bahan lain.
5. Tempat daging harus bertutup untuk menghindarkan daging dari debu dan lalat
6. Daging yang tidak langsung dimasak harus disimpan dalam suhu dingin, sebaiknya dalam suhu 180 derajat Celcius di bawah 0 derajat Celcius atau lebih rendah lagi. (kurang dari atau sama dengan 180 derajat celcius).
Penanganan daging secara bersih meliputi sebagai berikut.
Menempatkan daging di tempat dan lingkungan yang bersih, tidak dekat tempat sampah atau tempat pembuangan limbah
Peralatan yang kontak dengan daging seperti pisau, talenan, alat penimbang, waskom dan semua peralatan lain yang digunakan harus bersih.
Segera dicuci setelah dipakai, bila perlu dicuci dengan air panas, dan dipastikan bersih sebelum dipakai
Alat pengangkutan daging yang digunakan harus bersih, tertutup, dan untuk pengangkutan jarak jauh harus bersuhu dingin.
Air untuk mencuci daging dan juga untuk mencuci peralatan harus air bersih.
Tempat penyimpanan daging harus bersih dan dibersihkan secara teratur.
Penanganan daging secara higienis
Orang yang menangani daging harus: sehat, tidak mengidap penyakit menular seperti sakit kuning, diare, muntah, batuk-batuk, pilek dan luka terbuka pada kulit
Luka pada kulit harus ditutup dengan diplester kedap air.
Membiasakan diri untuk tidak meludah sembarangan, tidak batuk atau bersin langsung di depan daging
Berpenampilan bersih dan rapi
Mencuci tangan sebelum menjamah daging
Menangani daging tidak sambil merokok, ngemil, membersihkan telinga/hidung serta menggaruk
Tidak memakai perhiasan terutama gelang dan cincin
Tidak ber-make up dan memakai parfum secara berlebihan, supaya aroma daging yang ditangani dapat tercium dengan baik.[ind]
View this post on Instagram