TIPS membersihkan gigi dengan siwak mungkin sangat asing bagi kita. Zaman sekarang ini sudah ada sikat gigi modern dan pasta giginya. Tetapi, tidak jarang kita mendapatkan siwak sebagai oleh-oleh dari kerabat yang pulang umroh atau haji.
Siwak telah dikenal sejak zaman Rasulullah sebagai alat untuk membersihkan gigi.
Baca Juga: Bersiwak setelah Bangun Tidur
Tips Membersihkan Gigi dengan Siwak
Aisyah rodhiallahu ‘anha menceritakan, bahwa hal yang pertama kali dilakukan Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat masuk rumah adalah bersiwak.
Jika kita membaca sirah perjalanan nabi, maka di akhir hidupnya pun, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam masih sempat juga bersiwak.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjelaskan keutamaan bersiwak dalam sabdanya.
“Bersiwak itu akan membuat mulut bersih dan diridhai oleh Allah.” (Shahih, HR. An Nasa’i, Ahmad, dll)
Bahkan, siwak telah direkomendasikan oleh WHO. Dahan dan akar pohon siwak selama berabad-abad digunakan sebagai pembersih gigi alamiah, sebagai mana dahan ranting yang berserat dan lembut telah direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membersihkan gigi dan mulut secara alami.
Penelitian menunjukkan bahwa di dalam serat pohon ini mengandung bermacam-macam zat yang sangat bermanfaat, seperti fluoride, abrasive, antiseptik, astringent, deterjen, danenzyme inhibitor.
Cara Penggunaan Siwak
- Kulit ujung siwak kita potong terlebih dahulu. Kemudian bagian serabutnya dilembutkan. Baru kemudian digosokkan seperti menggosok gigi.
- Untuk bayi sama seperti cara penggunaan pada gigi orang dewasa. Awalnya, Bunda bisa sekedar sekali mengusapkan siwak ke gigi bayi. Hal ini bisa dilakukan kapan saja, tidak harus ketika mandi.
- Saat masih hanya beberapa gigi, untuk memudahkan, Bunda bisa menyiwaki si kecil dengan posisi tiduran.
- Saat mulai besar, Bunda bisa mulai menyiwaki si kecil di kamar mandi. Posisikan tubuh di belakang sang anak. Dengan posisi ini, kita lebih mudah mengatur kepala anak, mudah membuka mulutnya dan menyiwakinya dengan tangan kanan.
- Jika gigi bayi sudah bertambah, maka disikat semuanya, termasuk geraham, lidah dan langit-langitnya. Insya Allah setelah terbiasa dan kita juga mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, bayi tidak akan menolak saat kita hendak menyiwaki giginya.
Jadi, kenapa kita tidak terapkan siwak ini sejak dini pada bayi kita. Kayu siwak yang digunakan untuk bersiwak tidak melalui proses atau penambahan zat kimia apapun.
Kayu ini diambil dari pohon Siwak (atau lebih dikenal dengan pohon Arak). Sehingga insya Allah aman untuk bayi.
Tips Penyimpanan Siwak
Saat digunakan orang dewasa, mungkin lebih mudah karena sering digunakan dan cepat habis.
Nah, saat digunakan bayi sedikit butuh trik agar kayu siwak bisa dipergunakan semaksimal mungkin.
Karena yang sering terjadi, kayu siwak masih panjang tapi sudah keburu kering. Saya mencoba berbagai hal berikut agar siwak lebih awet.
Setelah digunakan, masukkan siwak ke plastik kedap udara (plastik klip), Kemudian masukkan ke kulkas agar terjaga kelembabannya. Siwak paling awet jika disimpang dengan cara ini.
Jika tidak ada kulkas, bisa diletakkan di gelas yang berisi air (tempat yang lembab).
Jika terlanjur kering karena diletakkan di udara terbuka, rendam dalam air. Insya Allah kayu siwak akan kembali “berisi” dan segar.
Siwak yang atas patah, jadi ketika direndam hanya setengah bagian yang terkena air yang menjadi segar kembali
Potong ujung siwak setiap 2-3 hari.
Saat bayi mulai besar, siwak bisa diletakkan di kamar mandi. Karena lokasinya yang lembab, insya Allah siwak tidak mudah kering. Menggunakan siwak selain membersihkan gigi secara alami juga kita dapat meraih pahala karena mengikuti sunnah Rasul. [w/ummiummi.com/Cms]