Chanelmuslim.com – Say what you do and do what you say. Jamil Azzaini seorang trainer dan social entrepreneur yang telah menginspirasi banyak orang menulis dalam blognya say per do.
Hidup ini kombinasi antara apa yang kita katakan (Say) dengan apa yang kita kerjakan (Do). Say per Do yang baik adalah yang seimbang.
Jangan terlalu banyak Say namun miskin Do. Apalagi Say sesuatu yang tidak kita lakukan, dalam jangka panjang itu bisa merusak integritas dan nama baik.
Jangan juga hanya Do tapi tidak mau Say tentang ide, gagasan dan kebaikan. Sebab, orang-orang cerdas dan pengukir sejarah mereka juga Say kepada banyak orang.
Yang mereka Say adalah ide, gagasan dan kebaikan, bukan gosip apalagi celaan.
Yang terbaik adalah Do apa yang kita Say. Kalau menurut Bill Gates Do apa yang kamu suka dan jadikan itu bisnis.
Kalau menurut saya, Do apa yang dicintai Allah dan jadikan itu kebiasaan.
Baca Juga: Kerjakan Apa yang Kamu Katakan (Tafsir Ash-Shaf: 3)
Say What You Do, Do What You Say
Apa-apa yang dicintai Allah belum tentu menghasilkan uang. Tetapi yakinlah, bila kita Do pasti ada hasilnya, baik itu berupa pahala, rasa tenang, banyak teman, kebahagiaan, keharmonisan dan banyak kebaikan lainnya.
Jangan lupa, bila kita sudah Do, segeralah Say kepada banyak orang agar kebaikan itu menular. Fokus pada Do dan tidak mau Say itu namanya egois, kebaikan kok dilakukan sendiri, ajak-ajak dong.
Sementara fokus pada Say dan tidak mau Do itu artinya tukang kibul, oportunis, dan benalu dalam kehidupan.
Jadi, saat diperlukan Say, say-lah. Dan saat diperlukan Do maka do-lah. Say per Do dalam kehidupan perlu proposional dalam takaran yang wajar. Akur?
Dalam surah As-Saff ayat 2 dan 3 Allah berfirman:
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفۡعَلُونَ ٢ كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُوا۟ مَا لَا تَفۡعَلُونَ ٣
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tiada kamu kerjakan.(2) Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (3)
Dalam tafsir Al-Mawardi ayat ini memiliki tiga pendapat mengenai sebab turunnya ayat ini:
1. Sesungguhnya ayat ini turun pada suatu kaum yang berkata:
“Seandainya kami mengetahui amalan yang paling disukai oleh Allah Ta’ala, niscaya kami akan menyegerakannya. Maka ketika turun kewajiban berjihad, mereka merasa keberatan.”
2. Sesungguhnya ayat ini turun pada suatu kaum.
Seorang laki-laki dari kaum tersebut berkata: “Aku telah berperang padahal aku tidak melakukannya, dan aku telah menikam padahal aku tidak menikam, aku telah memukul, padahal aku tidak memukul.
Aku telah bersabar padahal aku tidak bersabar.”
3. Sesungguhnya ayat ini turun kepada orang- orang munafik, mereka berkata kepada Nabi Saw. dan kepada para Sahabat Nabi:
“Jika kalian keluar dan berperang, kami keluar bersama kalian dan kami berperang bersama kalian. Maka ketika mereka berperang, mereka mundur ke belakang (kabur).
Ayat ini juga menjadi sindiran bagi orang-orang munafik yang digambarkan dalan sebuah hadits.
“Ciri-ciri orang munafik ada tiga macam apabila ia berkata ia dusta, apabila ia berjanji ia mengingkari, dan apabila ia dipercaya ia berkhianat. (HR. Muslim, no. 59)
Sumber: http://jamilazzaini.com/say-per-do/