USTAZ, saya mau bertanya, bagaimana hukum jika menyentuh kemaluan saat mandi wajib, tepatnya di fase membasuh badan sebelah kanan kemudian sebelah kiri, apakah ketika itu menyentuh kemaluan tidak apa-apa?
Ustaz Farid Nu’man Hasan menjelaskan bahwa menyentuh kemaluan saat mandi wajib, bukan pembatal mandi, tapi pembatal wudhu, lanjutkan saja mandinya lalu setelah itu wudhu.
Baca Juga: Jangan Asal Mandi, Begini Cara Mandi Wajib yang Benar
Hukum Menyentuh Kemaluan Saat Mandi Wajib
Yang membuat harus mengulang mandi itu adalah hadas besar seperti junub, haid, dan nifas.
مسُ الذكر أو حلقة الدبر في أثناء الغسل لا يبطل الغسل ولكنه إن وقع بعد غسل أعضاء الوضوء فإنه إنما ينقض الوضوء فتجبُ إعادته بعد الغسل
Menyentuh kemaluan atau dubur di saat mandi wajib tidaklah membatalkan mandi, tapi jika hal itu terjadi setelah memandikan anggota badan wudhu maka itu membatalkan wudhu, maka dia wajib mengulangi wudhunya. (Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyyah no. 122475)
Demikian. Wallahu a’lam.
Sahabat Muslim, kamu juga perlu mengetahui tata cara mandi wajib, yaitu sebagai berikut.
Niat mandi junub tanpa melafalkan bacaan tertentu
Karena esensi niat adalah tekad yang kuat di dalam hati dan niat ini yang membedakan mandi junub dengan mandi biasa.
Menggunakan air secukupnya
Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam melarang memakai air secara berlebihan.
Mencuci kedua telapak tangan
Menuang air dengan tangan kanan ke tangan kiri
Lalu mencuci kemaluan dengan tangan kiri berdasarkan hadis Maimunah.
Berwudhu dengan sempurna seperti wudhunya sholat
Bisa dilakukan pada awal mandi atau setelah mandi.
Mengambil air dengan jari-jemari lalu menyela-nyela rambut dengan hingga ke pangkalnya.
Menyiram kepala dari kanan sebanyak tiga kali kemudian ke sebelah kiri hingga rata seluruh kepala.
Mengalirkan air ke seluruh anggota tubuh.
Dari Aisyah Ummul Mukminin rodhiyallahu ‘anha beliau berkata,
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam apabila mandi junub beliau mulai mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudhu sebagaimana wudhu untuk sholat,
lalu memasukkan jari jemarinya ke dalam air dan menggosokkannya ke kulit kepala, lalu menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali,
kemudian beliau alirkan air ke seluruh kulit tubuhnya.”
(HR. Al-Bukhori 248 dan Muslim 316)
Cara mandi junub yang disebutkan di atas adalah cara mandi junub yang sempurna dan ini yang lebih utama. Demikian yang disampaikan oleh para ulama.
Adapun jika mandi junub dilakukan hanya dengan meratakan air ke seluruh tubuh tanpa mengikuti urutan di atas, mandinya tetap dianggap sah selama ada niat.[ind]