BAGAIMANA hukum gusi berdarah saat shalat? Ada sebuah pertanyaan yang diajukan kepada Ustaz Farid Nu’man Hasan. Assalamualaikum, Ustaz. Ketika saya selesai wudhu tiba-tiba gusi keluar darah, apakah wudhu saya batal? Dan bagaimana darah yang keluar tersebut termasuk najiskah?
Baca Juga: Lima Bahan Alami untuk Mengusir Semut di Dapur
Hukum Gusi Berdarah saat Shalat
Darah adalah najis, sepakat para ulama atas hal itu. Walau ulama muta’akhirin ada yang menyelisihinya seperti Imam Asy Syaukani, dan Imam Shiddiq Hasan Khan.
Imam An Nawawi Rahimahullah mengatakan:
الدلائل على نجاسة الدم متظاهرة ، ولا أعلم فيه خلافا عن أحد من المسلمين
Dalil-dalil kenajisan darah itu begitu nyata, dan tidak aku ketahui adanya perbedaan pendapat dari seorang pun kaum muslimin. (Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdab, 2/576)
Imam Ahmad bin Hambal Rahimahullah ditanya tentang DARAH dan NANAH, Beliau menjawab:
الدم لم يختلف الناس فيه ، والقيح قد اختلف الناس فيه
Manusia tidak berbeda pendapat tentang najisnya darah, ada pun nanah manusia berbeda pendapat tentangnya.
(Syarh Al ‘Umdah, 1/105)
DARAH YANG DIMAAFKAN
Namun, ada kondisi darah tersebut ma’fu’ anhu, dimaafkan. Seperti darah yang begitu sedikit, atau darah yang sulit ditahan, maka ini tidak apa-apa. Tidak membatalkan shalat.
Imam Zakaria Al Anshari Rahimahullah mengatakan:
اذا قلنا الكثير مبطل دون القليل
Jadi, kami katakan darah banyak itu membatalkan shalat, kalau sedikit tidak.
(Asnal Mathalib, 1/241)
Begitu juga darah lainnya seperti jerawat, bisul, nyamuk, jika sedikit maka dimaafan.
فصلى فيه أجزأته صلاته وان صلى وفي ثوبه دم البراغيث أو اليسير من سائر الدماء
Maka, shalat tetap sah walau pada pakaiannya terdapat darah kutu, atau darah yang sedikit, dari darah-darah apa pun.
(At Tanbih fil Fiqhi Asy Syafi’iy, 1/28)
Dalilnya adalah, terdapat dalam Shahih Bukhari diceritakan oleh Imam Hasan Al Bashri Rahimahullah:
ﻣَﺎ ﺯَﺍﻝَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤُﻮﻥَ ﻳُﺼَﻠُّﻮﻥَ ﻓِﻰ ﺟِﺮَﺍﺣَﺎﺗِﻬِﻢْ
Kaum muslimin senantiasa shalat dalam keadaan mereka terluka.
Untuk kasus gusi berdarah juga demikian, hanya saja jangan sampai tertelan karena itu najis dan haram sengaja tertelan.
Demikian. Wallahu a’lam. [ind/Cms]