ChanelMuslim.com – Ustazah, jika abai ke orangtua, apakah penyebab rezeki tak berkah? Saya pernah mendengar kajian jika rezeki erat kaitannya dengan silaturahim.
Baik rezeki bersifat materi maupun nonmateri. Apabila seorang anak laki-laki tidak mempunyai perhatian yang spesial/sikap acuh tak acuh kepada ibu kandung dan ibu mertuanya, apakah sikap tersebut akan menghilangkan keberkahan dari rezeki yang didapat? Mohon nasihatnya, Ustazah.
Jawaban Ustazah Herlini Amran, M.A. yaitu sebagai berikut.
Banyak sekali hadits-hadits Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang menjelaskan tentang keutamaan silaturrahim (menjaga hubungan silaturrahim terhadap orang-orang terdekat, baik dari kalangan orang-orang yang bertautan nasab ataupun terhadap kerabat yang disebabkan karena pernikahan).
Di antaranya hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh radhiyallahu anhu:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ, وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ, فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya, dan agar diakhirkan sisa umurnya, maka hendaknya ia menyambung tali rahimnya (tali silaturahim). HR. Al-Bukhâri, no. 5985.
Baca Juga: Jika Istri Pulang ke Rumah Orangtuanya
Abai ke Orangtua, Penyebab Rezeki Tak Berkah
Tentu saja keberkahan, kemudahan dan terbukanya pintu rizki akan diperoleh seseorang apabila dia senantiasa berbuat baik dan berbakti kepada kedua orangtuanya, terlebih kepada ibu yang haknya tiga kali lebih banyak dari pada seorang ayah disebabkan dia telah mengandung dalam keadaan susah payah, melahirkan dan menyusui anaknya (termasuk dalam ini adalah mertua).
Islam mewajibkan pemeluknya untuk memuliakan orang tua (apa lagi terhadap ibu), bahkan Islam membenarkan orangtua mengambil harta anaknya ketika orangtuanya membutuhkan.
Ada seorang laki-laki mendatangi Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengadukan ayahnya yang mengambil hartanya tanpa seizin anaknya.
Rasulullah kemudian menjawab:
أَنْتَ وَمَالُكَ لِوَالِدِكَ إِنَّ أَوْلاَدَكُمْ مِنْ أَطْيَبِ كَسْبِكُمْ فَكُلُوا مِنْ كَسْبِ أَوْلاَدِكُمْ
“Engkau dan hartamu milik orang tuamu. Sesungguhnya anak-anakmu adalah sebaik-baik hasil usahamu. Makanlah dari hasil usaha anak-anakmu.”
(HR. Abu Daud, no. 3530; Ahmad, 2: 214. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa hadits ini shahih lighairihi, sanad haditsnya hasan)
Demikianlah tuntunan mulia dan agung dalam Islam. Bahkan terbukti dalam kehidupan sehari-hari pengusaha yang sukses mengatakan; “Jika engkau mau mendapatkan rizki raja, maka jadikanlah orangtuamu sebagai raja”.
Maka mumpung ibu/mertua masih ada, kesempatan emas untuk berbakti kepada mereka pada akhir usianya.
Mereka adalah kunci surga kita, manfaatkan kesempatan terbaik ini untuk memuliakan, memperhatikan dan menyayangi mereka dengan segenap harta, jiwa dan raga.[ind/SyariahConsultingCenter]