• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 13 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Suami Istri

Mengolah Benci Jadi Rindu (2)

Mei 7, 2021
in Suami Istri, Unggulan
Mengolah Benci Jadi Rindu (2)

Ilustrasi, foto: Deccan Herald

73
SHARES
564
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com- Marahan suami istri mungkin biasa. Ada kecewa, ada benci. Tapi, benci yang menumbuhkan rindu.

Hampir semua suami istri pernah marahan. Bisa karena sebab berat, bisa karena hal sepele. Tapi ujungnya, sama: kecewa dan benci.

Namun begitu, jangan biarkan kecewa dan benci bertahan lama. Paling lama, tiga hari saja. Siasati agar di masa kesenjangan itu, yang tumbuh bukan tambah kecewa. Melainkan semangat baru untuk semakin mesra.

Ingat Kebaikannya

Dalam masa senjang, nggak saling sapa satu harian, jangan melulu terkungkung di momen “benturannya”. Jangan terlalu terbawa arus dengan momen saat saling menumpahkan emosi.

Sudah, lupakan. Yang lalu paksa terus berlalu, dan itu hal yang tak mengenakkan. Cukup di situ saja. Tak perlu dikenang, apalagi dalam kenangan slow motion ulang.

Karena masa senjang itu tak menguntungkan siapa pun: istri atau suami. Dua-duanya rugi. Dua-duanya tak nyaman.

Coba luruskan lagi persepsi tentang pasangan kita. Bagaimana baiknya dia. Bagaimana berjasanya dia. Dan semua yang baik itu telah berlangsung sangat lama. Tentunya, jauh lebih besar bobotnya daripada hal yang membuat kecewa.

Contoh, dia memang ceroboh tapi sabarnya luar biasa. Dia memang kepo, tapi itu kan menunjukkan perhatiannya yang luar biasa. Dia memang super manja, tapi rasa sayangnya sangat luar biasa. Dia memang super hemat, tapi keshalehannya juga super tinggi. Dan seterusnya.

Coba kenang lagi dan lagi. Jangan biarkan gambaran buruk menyisip dalam kesenjangan itu. Apalah arti kesalahan kecil di banding kebaikannya yang melimpah.

Kalau saja, dua pihak memiliki pikiran yang sama di saat kesenjangan itu, maka hampir bisa dipastikan ujung dari marahan ini akan berakhir asyik. Bukan kecewa yang bersisa dan membekas, tapi kerinduan untuk bisa canda dan senda gurau lagi.

Buat “Kafarat” Pengakuan Salah

Jika masing-masing pihak mampu menjernihkan hati dan pikiran di saat masa senjang itu, akan terlihat siapa yang paling salah. “Iya, ya. Ternyata aku memang yang salah.”

Kalau poin itu sudah muncul, jangan tetap diam begitu saja. Segera bergerak untuk melakukan sesuatu. Dan sesuatu itu sebagai “kafarat” atau tebusan atas apa yang telah dilakukan.

Misalnya, membelikan hadiah. Apa saja, dan tak perlu repot untuk mencari yang mahal dan mewah. Cari yang menarik dan paling disuka.

Antara lain, membelikan atau membuatkan kuliner kesukaan. Jangan sekadar hadiahnya saja yang muncul ke permukaan, permohonan maaf juga harus tampil. Setelah itu, cairkan suasana.

Jangan salah paham tentang permohonan maaf. Dalam hubungan cinta, yang lebih dulu minta maaf tidak akan menunjukkan yang paling salah. Justru, akan tampil sebagai yang paling bijak.

Kalau maafnya sungkan untuk diucapkan, bisa lewat chatting. Lontarkan maaf dengan bahasa yang biasa dan lugas. Singkat tapi padat. Jangan diembel-embeli kalimat lain seperti, habis kamu sih yang bikin gara-gara…

Jadi, silahkan tenggelamkan benci dengan rasa rindu. Dan, raih lagi kemesraan baru. [Mh]

Tags: keluarga sakinahmengolah benci jadi rindu
Previous Post

Muslim Chicago Luncurkan Kampanye Penjangkauan Ramadan

Next Post

Latihan I’tikaf di Rumah

Next Post
Lima Kebiasaan Baru dari Bulan Ramadan

Latihan I'tikaf di Rumah

Tingkat Hunian Hotel di Makkah Naik 30% di Paruh Kedua Ramadan

Tingkat Hunian Hotel di Makkah Naik 30% di Paruh Kedua Ramadan

Wilayah Pegunungan Pakistan Rayakan Ramadan dalam Kegelapan

Wilayah Pegunungan Pakistan Rayakan Ramadan dalam Kegelapan

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga