DALAM mengarungi bahtera rumah tangga, penting sekali bagi suami-istri untuk memiliki kecerdasan emosional yang baik. Kecerdasan umumnya membuat kita berpikir tentang kemampuan kognitif dan fungsi intelektual.
Hal ini benar adanya, tapi ketika menyangkut hubungan, khususnya hubungan perkawinan, “kecerdasan emosi” adalah jenis kecerdasan yang paling penting dan efektif untuk memelihara hubungan yang sehat.
Baca Juga: 5 Ciri-Ciri Seseorang yang Memiliki Kecerdasan Emosional Rendah
Pentingnya Memiliki Kecerdasan Emosional yang Baik dalam Pernikahan
Kecerdasan emosional adalah hal terpenting dalam komunikasi untuk pernikahan yang kuat dan sehat.
Apa itu kecerdasan emosi?
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengelola emosi sendiri, serta emosi orang lain. Menurut psikolog Amerika Daniel Goleman, kecerdasan emosional terdiri dari lima elemen:
1- Kesadaran diri
2- Pengaturan mandiri
3- Motivasi
4- Empati
5- Keterampilan sosial
Bagaimana kecerdasan emosi penting dalam pernikahan?
Menggunakan kecerdasan emosional memungkinkan Anda untuk fokus pada emosi Anda dan pasangan Anda, merespons satu sama lain secara tepat dan efektif.
Tanpa itu, pasangan mungkin mengalami gangguan komunikasi, kesalahpahaman dan konflik yang tidak perlu.
Ketika orang mengalami emosi negatif, mereka biasanya curhat kepada orang-orang terdekatnya dengan asumsi bahwa ini adalah tempat paling aman dan terbaik untuk mengeluarkan perasaan itu.
Untuk pasangan yang sudah menikah, ledakan emosional akan mempengaruhi pasangan yang kemudian bisa menyebabkan momen emosi yang meningkat, mulai dari saling diam hingga pertengkaran.
Seseorang yang cerdas secara emosional mampu mengatur emosinya dan menghadapinya dengan tepat pada waktu dan tempat yang tepat misalnya tidak di depan anak-anak, atau terburu-buru sebelum bekerja.
Ada baiknya mengesampingkan amarah lebih dulu, mencernanya perlahan dan cari waktu yang tepat untuk membicarakannya.
Mengenali emosi diri sendiri dan pasangan membantu untuk lebih mengendalikannya. Misalnya, memahami bahwa ketika diri sendiri atau pasangan sedang merasa frustrasi bukan saat yang tepat untuk berbicara tentang membayar tagihan, atau topik lain apa pun yang sering menyebabkan emosi meninggi.
Empati adalah kuncinya
Ketika pasangan peka terhadap emosi satu sama lain, mereka bisa lebih berempati terhadap perjuangan yang mereka hadapi dalam peran masing-masing.
Berapa kali kamu marah-marah karena pasangan Anda pulang terlambat atau karena rumah berantakan ketika Anda pulang dari kantor dan pada akhirnya Anda merasa suasana malah tambah panas?
Sebenarnya, suami juga merasakan kelelahan setelah hari yang berat dan kamu menerkamnya dengan ganas, alih-alih mempertimbangkan perasaannya.
Atau mungkin ketika istri begitu sibuk merawat anak-anak sepanjang hari sehingga dia tidak punya waktu atau tenaga untuk merapikannya.
Pasangan yang berempati dengan emosi pasangannya akan menahan diri untuk tidak menyampaikan komentar negatif dan mengetahui bahwa ini tidak pantas dan hanya akan menambah kelelahan mental.
Ketika penghargaan ini hadir, pasangan cenderung untuk menerima kekurangan satu sama lain atau tidak akan menanggapi emosi negative pasangannya secara tidak rasional. [My/Cms]