SAHABAT Muslim, tahukah kamu apa saja 12 pemicu pertengkaran suami istri? Dalam mengayuh biduk rumah tangga, adanya pertengkaran adalah hal biasa. Apalagi pada tahun-tahun pertama pernikahan.
Menyatunya dua individu dengan latar belakang berbeda perlu ruang untuk beradaptasi. Masing-masing dari kita membutuhkan waktu untuk saling mengenal dan belajar saling memahami.
Dalam mengatasi setiap permasalahan dalam rumah tangga yang terpenting adalah keinginan kuat suami dan istri untuk menjaga ikatan yang bernama pernikahan.
Baca Juga: Status Nikah dari Suami Istri yang Terpisah Jarak Selama Tahunan
Hindari 12 Pemicu Pertengkaran Suami Istri ini
Ada banyak hal yang menyebabkan pertengkaran terjadi. Baik itu yang datangnya dari diri sendiri, dari pasangan atau dari orang ketiga.
Semua sumber pertengkaran ini sebaiknya disadari terlebih dahulu, kemudiaan jujurlah pada diri sendiri untuk mencari cara bagaimana untuk menyikapinya. Mari kita telaah berbagai sumber percekcokan kita dengan pasangan.
1. Cara pandang yang berbeda
Terkadang cara seseorang memandang suatu hal dengan cara orang lain memandang hal itu bisa berbeda. Ini pun terjadi pada suami dan istri.
Ketika anak menangis misalnya, suami mungkin menganggap hal ini mengganggu, tapi istri menganggapnya suatu hal yang biasa.
Jika dua-duanya berkeras pada pendapatnya masing-masing yang ada hanyalah pertengkaran dan pertengkaran.
Namun ketika masing-masing mau melihat dengan cara pandang pasangannya yang ada adalah kesamaan sikap, jika anak menangis itu biasa, mungkin ada yang membuatnya tidak nyaman dan kalau keterusan menangisnya ini akan mengganggu banyak orang.
Menyatukan cara pandang itu bisa dilakukan asal kedua pihak mau saling mendengarkan dan mau memahami.
2. Kurang komunikasi dan koordinasi
Di tengah kesibukan membuat rumah tangga berjalan dengan baik, apalagi yang terpenting kalau bukan komunikasi dan koordinasi. Anggaplah rumah tangga kita itu seperti kapal yang tengah mengarungi samudera luas. Ada banyak yang perlu di koordinasikan.
Siapa yang memegang kemudi, siapa yang menjadi navigator, siapa yang mengurus persoalan logistik dan banyak hal lain yang perlu dikerjakan.
Ini membutuhkan komunikasi dan koordinasi masing-masing awak kapal yang baik. Apa jadinya jika tidak ada komunikasi dan koordinasi yang baik. Masing-masing melakukan pekerjaannya tapi tidak menyadari jika pekerjaan mereka salah koordinat dan ini bisa menyebabkan kapal kandas di tengah laut.
Dalam hal komunikasi dan koordinasi ini perlu suami istri yang mengingatkan. Ya memang suami yang menjadi pemimpin tapi fungsi istri tetaplah penting untuk mengingatkan suami jika kapal agak miring ke kiri. Dan suami perlu untuk sering mendengar istrinya, agar kapal bisa dijalankan dengan tenang.
3. Salah satu atau kedua-duanya egois
Dalam berumah tangga kita belajar seni berkompromi. Tidak ada persoalan yang tidak bisa kita bicarakan dan kita kompromikan. Seslalu ada jalan kelur dari setiap permasalahan.
Kuncinya hanya satu, menekan ego masing-masing. Ketika membangun rumah tangga, maka sudah tidak ada lagi keinginan aku atau keinginan kamu. Semuanya harus melebur menjadi keinginan kita.
Ini pun perlu ditentukan dan disadari sejak awal. Dalam rumah tangga terkadang kita perlu meredam keinginan sendiri demi keberlangsungan rumah tangga kita.
4. Merasa jenuh
Ada suami istri yang pada titik tertentu merasa jenuh dengan rumah tangganya. “Kok kita begini-begini aja, sih.” Kita merasa rumah tangga kita jalan di tempat, tidak maju atau mundur.
Rasa jenuh itu bisa menjadi persoalan yang pelik karena jenuh bisa menimbulkan perasaan yang tidak nyaman dan hubungan suami istri pun menjadi dingin.
Untuk mengatasinya komunikasikan dengan pasangan dan segeralah mengambil tindakan untuk membuat berumah tangga menjadi hidup kembali.
5. Kurang perhatian antara satu dengan yang lainnya
Perhatian antara suami dengan istri memang sangat diperlukan. Memberikan perhatian pada pasangan artinya kita sedang memberi perhatian pada rumah tangga kita.
Memberi perhatian bisa mendeteksi apa yang tengah dialami dan dirasakan oleh pasangan. Memberi perhatian bisa menjadi kunci untuk membuka hati pasangan karena terkadang pasangan memendam begitu banyak rasa negatif dalam benaknya. Dan ini bisa menjadi bom waktu yang berbahaya.
6. Selalu berpikiran negatif
Pikiran negatif itu racun. Apalagi pikiran negatif kepada pasangan.jika kita dikuasai oleh pikiran negatif, kita akan selalu merasa ketakutan yang berlebihan dan menimbulkan emosi yang meledak-ledak.
Cobalah untuk selalu berpikir positif, karena pikiran yang positif membawa ketenangan pada kita dan ini akan menghasilkan tindakan-tindakan yang positif juga dan menenangkan banyak pihak.
7. Perilaku anak
Perilaku anak terkadang membuat pusing orangtuanya. Perilaku anak terkadang bisa memicu pertengkaran suami dan istri.
8. Mertua yang terlalu ikut campur
Tidak sedikit orangtua yang mencampuri urusan rumah tangga anaknya. Hal ini bisa mengganggu kenyamanan rumah tangga suami istri.
Suami istri harus segera menyadari kapan orangtuanya mulai mencampuri urusan rumah tangga dan segera mencari solusi untuk mengatasi masalah ini.
9. Tidak jujur
Kunci utama sebuah hubungan adalah kejujuran. Sekali kita tidak jujur bisa merusak kepercayaan orang lain. Dalam rumah tangga banyak celah untuk suami istri berlaku tidak jujur.
Persoalan uang gaji dan pengeloalan keuangan rumah tangga kerap memicu pertengkaran.
10. Perselingkuhan
Perselingkuhan meski ditutupi akan terasa oleh pasangan. Perselingkuhan bisa mengoyak rumah tangga dan ini adalah tindakan dzalim yang hina.
11. Keuangan yang tidak teratur
Kondisi ekonomi sering menjadi pemicu pertengakaran. Apalagi jika suami istri atau salah satunya hidup dengan memboroskan uang yang dimiliki. Atau terkadang pendapatan keluarga tidak mencukupi kebutuhan.
Jika kondisi seperti ini, berhematlah dan saling bantu untuk mendapat pendapatan tambahan.
12. Persoalan remeh temeh
terkadang pertengkaran dalam rumah tangga dipicu oleh persoalan remeh temeh seperti, “Yah, handuknya dijemur lagi dong kalau habis pakai!” atau “Bu, pasti lupa lagi nyalain mesin air.”
Yang remeh temeh seperti ini, akan menjadi bumbu dalam rumah tangga. Biasanya akan menjadi kebiasaan hingga kita menua.
Ada yang bilang hal remeh temeh ini karena kita sudah merasa nyaman dengan pasangan. So, nikmatilah dan santai sedikit ya.
[MAY/Cms]