ChanelMuslim.com – Gelar profesor kehormatan atau guru besar tidak tetap saat ini sedang ramai diperbincangkan.
Hal ini disebabkan rencana pemberian gelar tersebut kepada Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri yang diberikan oleh Universitas Pertahanan.
Karya Ilmiah Menjadi Syarat Pengukuhan Profesor Kehormatan
Dilansir dari Detik Edu Rabu, (9/6/2021), karya ilmiah merupakan syarat pengukuhan menjadi profesor kehormatan.
Kemudian, pemberian gelar profesor ini juga didasari oleh kepemimpinan Megawati dalam menghadapi krisis multidimensi di era pemerintahannya.
Selain syarat di atas, pemberian gelar ini juga sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 40 Tahun 2012.
Detailnya adalah dalam pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa seseorang yang memiliki keahlian dengan prestasi luar biasa dapat diangkat sebagai dosen tidak tetap.
Ayat 2 menjelaskan pengangkatan dosen tidak tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh perguruan tinggi masing-masing setelah mendapat persetujuan senat.
Baca Juga: Kepala BNPB Menerima Gelar Honoris Causa
Pasal 2 Terkait Penetapan Menteri
Sementara itu, dalam pasal 2, menteri dapat menetapkan seseorang yang memiliki keahlian dengan prestasi luar biasa untuk diangkat.
Namun, berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.
Selain itu, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi mengeluarkan Surat Edaran Nomor 154/E/KP/2013 tentang Guru Besar Tidak Tetap.
Dalam surat edaran tersebut disebutkan bahwa seseorang yang dicalonkan menjadi guru besar tidak tetap bukan berasal dari kalangan akademisi.
Kemudian, harus mempunyai karya yang sifatnya “tacit knowledge” dan berpotensi dikembangkan menjadi “explicit knowledge” serta berguna bagi kesejahteraan manusia.
Selain itu, pemberian gelar harus diajukan oleh perguruan tinggi setelah rapat senat perguruan tinggi kepada menteri dengan melampirkan karya-karya yang bersangkutan.
Selain Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), selaku Presiden Republik Indonesia ke-6 juga pernah menerima gelar ini dari Universitas Pertahanan pada Juni 2014.
Sementara itu, pengukuhan Megawati menjadi profesor kehormatan akan dilakukan Jum’at, (11/6/2021)
Pemberian gelar tersebut diwarnai oleh kontroversi terkait isi karya ilmiah yang membuat Megawati mendapatkan gelar ini, yaitu prestasi dirinya sendiri ketika menjabat menjadi presiden.
Koran Tempo Edisi 10 Juni menuliskan penganugerahan gelar ini memberikan tren makin buruknya kebebasan-kebebasan akademik di kampus. [Cms]