SELAMAT Tinggal adalah novel karya Tere Liye yang menyindir pelaku bisnis industri bajakan. Bisnis ini telah merebak di seantero negeri, bahkan konsumennya adalah orang-orang dari lapisan atas masyarakat, mahasiswa hukum, calon pegawai negeri hingga anak sekolah. Seolah sudah menjadi hal lumrah.
Walaupun hanya fiksi, ada kutipan yang cukup menjelaskan isi hati penulis buku.
Tere Liye mengungkapkan, “Tidak ada cara terbaik memahami seorang penulis selain dari keputusan-keputusan yang pernah ia buat.”
Seolah sedang menumpahkan kekesalannya terhadap pelaku bisnis industri bajakan. Pasalnya, Tere Liye adalah korban dari industri ini. Hampir semua novel yang ia tulis dapat ditemukan versi bajakannya.
Baca Juga: Beras Impor, Tere liye Anggap Pemerintah Lakukan Pembodohan
Resensi Novel Selamat Tinggal Karya Tere Liye
Tokoh utama novel ini bernama Sintong Tinggal, ‘mahasiswa abadi’ di Universitas ternama negeri. Bekerja paruh waktu sebagai penjaga toko buku bajakan milik pakliknya.
Sebagai bayaran, ia dibiayai kuliah dan kebutuhan hidup selama merantau.
Tidak ada yang istimewa dari penampilan pemuda kampung yang tak lulus-lulus ini. Meskipun begitu, ia penulis yang kritis dan idealis.
Di awal-awal tahun perkuliahan, tulisannya yang tajam selalu lolos redaksi koran nasional. Sulit dibayangkan memang, seorang penulis tapi skripsipun tak beres-beres.
Suatu hari ia memutuskan untuk kembali menulis skripsi setelah kehabisan alasan untuk menghindari peringatan dekan.
Sutan Pane adalah bagian menarik dari kisah novel ini, sekaligus objek penelitian Sintong setelah beberapa kali ganti judul.
Bukan karena tidak cocok dengan judul-judul sebelumnya yang sempat ia ajukan, tapi hanya sebagai alasan untuk perpanjangan waktu.
Sutan Pane, penulis masyhur abad 20 yang tidak hanya kritis namun memiliki keteguhan prinsip. Tulisan-tulisannya memenuhi perdebatan intelektual masa itu.
Ia sering mendapat ancaman dari orang-orang yang merasa tersindir dengan tulisannya.
Namun, sebelum tragedi 1965 terjadi, ia menghilang tidak lagi menulis. Hingga saat ini namanya tak banyak dikenali. Kenapa? Itu pula yang sedang Sintong cari.
Buku ini mengajarkan tentang prinsip, kejujuran, penyelesalan. Tentang cinta juga tak luput diangkat dalam novel ini.
Tere Liye memang selalu punya banyak kejutan dalam novel-novelnya. Pesan-pesan kehidupan yang selalu relevan menjadi ciri khas tulisannya.
Selamat membaca, Sahabat Muslim. Kamu cukup mengeluarkan 72.000 untuk membeli novel ini. [Ln]