ChanelMuslim.com – Sebuah resensi novel ayat ayat cinta 2, resensi atas novel karya terbaru dari seorang novelis Habiburrahman el Shirazy ini saya tulis setelah menuntaskan membacanya dalam waktu semalam saja karena rasa penasaran yang begitu besar.
Karya ini merupakan kelanjutan kisah dari novel Ayat Ayat Cinta yang terbit sekitar 10 tahun yang lalu. Ada kerinduan pembaca atas kehadiran novel ini.
Bukan hanya novel agama, namun ada banyak hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik oleh para pembaca ketika mereka membacanya tanpa merasa digurui oleh sang penulis.
Begitupun ternyata dengan kelanjutan kisahnya di novel Ayat Ayat Cinta bagian 2 ini.
Sebuah setting tempat di sebuah universitas ternama Edinburgh University menjadi halaman pembuka. Bangunan kuno, klasik, namun tampak begitu berkelas membuka kisah.
Cerita berlanjut ketika ternyata sang tokoh utama, Fahri Abdullah kini bukan lagi menjadi seorang mahasiswa. Ia sudah menjadi dosen.
Dan hari itu ia bertugas untuk menggantikan profesor Charlotte, salah satu dosen senior di universitas tersebut untuk memberikan kuliah mengenai Filologi.
Fahri ternyata setelah dinyatakan tidak bersalah pada kasus Noura saat mereka di Mesir dulu kemudian menuntaskan S2 dan S3.
Namun sayang, kisah asmaranya bersama sang istri tercinta harus berakhir. Aisha pergi bersama salah satu teman wanitanya yang berprofesi seorang jurnalis ke Palestina.
Ia ingin mempelajari dan melihat langsung bagaimana kehidupan masyarakat disana. Fahri tidak bisa menemaninya karena ada ujian Doktoral.
Setelah kepergian Aisha hari itu, ia seperti hilang ditelan bumi. Tak ada kabar berita, hanya ada satu kabar buruk tentang teman wanita yang pergi dengannya ditemukan tewas mengenaskan di negeri Palestina oleh kekejaman Israel.
Meski sedih namun Fahri masih berharap Aisha masih ada dan akan kembali Alloh pertemukan dengannya.
Sepeninggal istrinya, Fahri menyibukkan diri dengan segala aktivitasnya. Dia pindah ke Edinburgh salah satu kota di kawasan Britania raya, sebuah kota yang sangat diidamkan oleh istri tercintanya.
Di sana dia mengajar, mengisi berbagai kajian, hingga menjalankan bisnis di berbagai bidang. Ini salah satu nilai tambah novel Ayat Ayat Cinta 2, bukan hanya berkisah tentang cinta namun entrepreneurship juga hadir di seri kedua novel ini.
Fahri menjalankan bisnis Aisha di Jerman hingga juga membuka bisnis baru merambah ke bisnis butik dan kuliner.
Fahri mencoba menenggelamkan dirinya dalam kesibukkan agar tidak terlarut dalam kesedihan ditinggal Aisha. Dalam perjalanan kisahnya Fahri dipertemukan dengan beberapa orang.
Ia harus menjalin cerita dengan sebuah keluarga yang memiliki anak berbakat bernama Keira dan Jason. Ia juga menjadi seorang tetangga yang baik bagi seorang nenek bernama Nenek Catarina.
Baca Juga: Karya Novelis Muslim Masuk Daftar Penghargaan Sastra Australia
Novel Ayat Ayat Cinta 2, Antara Islam, Cinta, Entrepreneurship dan Kegemilangan Prestasi
Aktivitas ukhrawi Fahri tetap berlanjut. Kecintaan Fahri akan Alloh dan Rasul-Nya tercermin dari kegiatan sehari-harinya.
Ia masih tetap menjalankan tilawah dan muroja’ah al-Quran sebagai dzikir tiap harinya, dia juga diminta menjadi imam masjid di salah satu masjid terkenal di kawasan Britania raya.
Sampai suatu hari, Fahri dipertemukan dengan seorang wanita muslim dengan wajah rusak. Fahri menolongnya dan demi keamanan wanita tersebut Fahri memintanya untuk tinggal di rumahnya selama mengurusi status kependudukan wanita tersebut.
Wanita itu bernama Sabina. Namun belakangan hari Sabina begitu menunjukkan banyak kesamaan dengan Aisha. Dari mulai masakan, kepribadian, keilmuan hingga perhatiannya.
Namun terlalu sulit untuk Fahri mempercayai kalau itu adalah Aisha, bukan hanya fisik yang berbeda, namun pita suara Sabina juga jauh berbeda dengan istrinya.
Dalam beberapa kesempatan Fahri dipertemukan dengan suasana akademik berupa debat terbuka. Dari mulai pembahasan bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Tuhan hingga pembahasan mengenai teori bahwa semua agama sama.
Fahri di sana hadir untuk tidak diam, namun dengan keilmuannya ia menjabarkan bagaimana sebenarnya Islam memandang hal tersebut.
Kefasihannya menjabarkan Islam membuatnya semakin terkenal hingga iapun ditawari untuk menjadi dosen di Oxford University.
Kedekatan Fahri dengan keluarga Aisha telah mendorong kisah untuk Fahri akhirnya menikahi sepupu Aisha bernama Hulya.
Meski awalnya sulit bagi Fahri namun akhirnya Fahri mampu menerima kehadiran Hulya dalam kehidupannya hingga ia memiliki seorang anak bernama Umar al Faruq.
Sebuah kejadian yang tidak mudah diduga dan diterka oleh pembaca terjadi di menjelang akhir novel Ayat Ayat Cinta 2 ini.
Ini kehebatan seorang Habiburahman el Shirazy membawa pembacanya seakan masuk dan terus menerka apa yang akan terjadi pada masing-masing tokoh di novel ini.
Kejadian tersebut mengubah kehidupan Fahri dan akhirnya mempertemukannya kembali dengan istri tercintanya Aisha.
Lalu bagaimana dengan Hulya? Apakah Habiburrahman el Shirazy akan kembali membawa unsur poligami di kisah Novel Ayat Ayat Cinta 2 ini? Kamu akan tercengang ketika membacanya sendiri.
Secara umum, saya serasa menemukan kembali ruh karya sastra yang bernilai tinggi di novel ini. Bukan hanya rangkaian kata-kata yang ditata indah.
Namun juga satu demi satu ajaran Islam kembali Kang Abik sapaan Habiburrahman el Shirazy hadirkan untuk menunjukkan bahwa Islam rahmatan lil’alamiin, Islam adalah rahmat bagi sekalian alam.
Namun jika kamu perhatikan, ada yang berubah di novel Ayat Ayat Cinta 2 ini. Jika di seri pertama dulu Habiburrahman el Shirazy menempatkan Fahri sebagai tokoh utama dengan kata ganti orang pertama dengan menggunakan kata “aku”. Yang membuat pembaca seolah menjadi seorang Fahri.
Namun di bagian kedua ini, kata ganti orang ketiga dengan sebutan nama muncul menggambarkan masing-masing sang tokoh.
Semoga sebuah tulisan kecil mengenai resensi novel Ayat Ayat Cinta 2 ini menjadi pelepas dahaga bagi para pembaca.
Apalagi bagi kamu yang sangat ingin memilikinya namun belum terlaksana. Atau bahkan bagi mereka yang memandang sebelah mata akan Islam, semoga ini menjadikan pembuka mata hati akan kebenaran Islam.
Terima kasih sekali lagi Habiburrahman el Shirazy/Kang Abik/@h_elshiray, semoga novel ini menjadikan hikmah dan pelajaran bagi kami para penikmat karya sastra dan bagi semua orang.[ind]
Ditulis oleh Andhika Ramdhan: http://andhikaramdhan.blogspot.co.id/2015/12/resensi-novel-ayat-ayat-cinta-2.html
Dalam perjalanan Bekasi – Jakarta